periskop.id - Pierer Mobility AG, perusahaan asal Austria yang selama ini menjadi induk merek-merek ternama seperti KTM, Husqvarna, dan GASGAS, tengah bersiap menghadapi perubahan identitas besar. Perusahaan yang identik dengan rekam jejak balap dan rekayasa khas Eropa itu akan berganti nama menjadi Bajaj Mobility AG. 

Pergantian nama ini bukan sekadar formalitas, melainkan simbol pergeseran kendali penuh ke tangan Bajaj Auto, produsen sepeda motor asal India.

Mengutip Visordown, rencana perubahan nama tersebut akan dibahas dalam Rapat Umum Luar Biasa pada 19 November 2025. Agenda utamanya adalah pemungutan suara untuk menyetujui nama baru, dengan catatan tidak ada hambatan dari regulator Uni Eropa. 

Regulasi yang menjadi acuan adalah EU Regulation 2022/2560, yang mengatur akuisisi lintas negara. Jika tidak ada penolakan, maka perusahaan induk asli Austria itu akan secara resmi menutup babak sejarah panjangnya.

Bajaj sendiri bukanlah pemain asing di dalam struktur Pierer Mobility. Selama bertahun-tahun, perusahaan India ini telah menjadi pemegang saham besar sekaligus mitra strategis. Kolaborasi keduanya memungkinkan KTM memperluas produksi dan distribusi ke pasar Asia, termasuk Indonesia, yang kini menjadi salah satu pasar motor sport terbesar di dunia. 

Namun, akuisisi penuh kali ini menandai pergeseran kendali yang lebih tegas, dengan identitas perusahaan yang sepenuhnya mencerminkan kepemilikan Bajaj.

Dalam pernyataan resminya, perusahaan menegaskan, “Perubahan nama menjadi Bajaj Mobility AG akan mencerminkan struktur kepemilikan baru dan arah strategis perusahaan ke depan.” 

Selain perubahan nama, Dewan Pengawas juga akan mengalami perombakan besar. Anggota yang sebelumnya diusulkan oleh Stefan Pierer diperkirakan akan mundur, digantikan oleh perwakilan baru yang ditunjuk Bajaj.

Bagi para penggemar KTM, kabar ini terasa seperti akhir sebuah era. Stefan Pierer dikenal sebagai sosok yang membangkitkan KTM dari kondisi hampir bangkrut pada 1990-an menjadi merek global dengan reputasi kuat di ajang balap dunia. 

Kini, menyaksikan perusahaannya berganti nama menjadi Bajaj Mobility AG bisa jadi merupakan “kompetisi paling berat yang pernah ia alami sebagai posisi yang kalah,” tulis media Eropa.

Meski begitu, dari perspektif bisnis global, langkah ini dianggap logis. Bajaj adalah salah satu produsen sepeda motor terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi lebih dari 4,5 juta unit per tahun. Kolaborasi dengan KTM telah menghasilkan model populer seperti KTM Duke 200 dan RC 390, yang diproduksi di India dengan biaya lebih efisien namun tetap berstandar global.

Data dari Motorcycles Data 2024 menunjukkan Bajaj menempati posisi keempat produsen motor terbesar dunia, setelah Honda, Yamaha, dan Hero MotoCorp. Dengan akuisisi penuh Pierer Mobility, Bajaj berpotensi memperkuat posisinya di pasar Eropa dan Amerika, sekaligus memperluas penetrasi ke segmen premium yang selama ini menjadi kekuatan KTM.

Fenomena ini juga mencerminkan tren globalisasi industri otomotif, di mana merek-merek Eropa semakin bergantung pada modal dan jaringan distribusi Asia. Kasus serupa terlihat pada akuisisi Volvo Cars oleh Geely dari Tiongkok, yang justru memperkuat daya saing merek tersebut di pasar internasional.

Dengan demikian, perubahan Pierer Mobility menjadi Bajaj Mobility AG bukan hanya soal nama, melainkan simbol pergeseran kekuatan industri roda dua dunia. Dari Austria ke India, dari Stefan Pierer ke Bajaj Auto, perjalanan ini menandai babak baru dalam sejarah KTM dan merek-merek di bawah naungannya.