periskop.id - Pemerintah Indonesia dan Timor Leste sepakat untuk meninjau ulang serta memperbarui Perjanjian Lintas Batas Tradisional dan Pasar Tertib yang telah berusia 21 tahun. Langkah ini dilakukan agar aturan perdagangan di perbatasan lebih relevan dengan kondisi terkini.

Menteri Perdagangan Indonesia, Budi Santoso, menjelaskan bahwa pembaruan tersebut akan dimasukkan dalam kerangka perjanjian dagang bilateral yang saat ini tengah dibahas. 

“Rencana ini akan dijalankan dalam kerangka perjanjian perdagangan bilateral yang sedang dibicarakan,” ujarnya, mengutip Antara, Jumat (17/10).

Ia menegaskan, perjanjian ini tidak mencakup ekspor dan impor berskala besar, melainkan fokus pada perdagangan kebutuhan sehari-hari masyarakat di kawasan perbatasan. Salah satu poin penting adalah harmonisasi aturan di pos lintas batas agar distribusi barang lebih lancar.

Menurut Budi, Indonesia berkomitmen memperkuat perdagangan lintas batas, termasuk melalui peningkatan kapasitas dan integrasi ekonomi kawasan. 

“Kami menemukan sekitar 70% produk yang beredar di pasar Timor Leste berasal dari Indonesia. Kelancaran distribusi menjadi kunci agar produk Indonesia tetap terjangkau bagi masyarakat Timor Leste,” jelasnya.

Dukungan Indonesia ini disambut baik oleh Wakil Perdana Menteri Timor Leste, Fransisco Kalbuadi Lay. Ia menilai kerja sama tersebut akan memperkuat hubungan dagang kedua negara. Sebagai tindak lanjut, Timor Leste berencana mengirim delegasi ke Indonesia untuk mengikuti pelatihan pengawasan produk pangan dan obat-obatan.

“Kami menunggu kunjungan dalam waktu dekat, baik untuk menandatangani perjanjian dagang maupun melaksanakan misi dagang bersama,” kata Lay.

Dari Januari hingga Agustus 2025, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar US$272,72 juta, naik 10,57% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$246,65 juta. Dalam periode itu, ekspor Indonesia ke Timor Leste mencapai US$268,11 juta, sedangkan impor dari Timor Leste hanya US$4,61 juta. Dengan demikian, Indonesia membukukan surplus US$263,50 juta.

Pada 2024, Timor Leste menempati posisi ke-42 sebagai pasar ekspor terbesar Indonesia dan ke-126 sebagai sumber impor. Total perdagangan kedua negara saat itu mencapai US$391,36 juta, dengan surplus US$381,64 juta bagi Indonesia.

Komoditas utama ekspor Indonesia ke Timor Leste pada 2024 meliputi sepeda motor, kendaraan angkut barang, semen, minyak sawit, dan pasta. Sementara itu, impor dari Timor Leste didominasi kopi, kopra, biji minyak lainnya, tepung, serta umbi singkong.