periskop.id - Momentum liburan sekolah menjadi katalis pertumbuhan sektor pariwisata domestik. Dalam acara Power Lunch bertajuk “Peluang Bisnis di Musim Liburan Sekolah” yang digelar Rabu, 23 Juli 2025 di Midaz, Senayan Golf, terungkap bahwa pergerakan wisatawan nusantara meningkat signifikan, meski ekonomi global tengah bergejolak.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) pada 2024 mencapai 1,02 miliar perjalanan, tertinggi sepanjang sejarah, naik dari 839,7 juta perjalanan pada 2023. Kenaikan signifikan terjadi selama periode liburan sekolah dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Tren tersebut juga tercermin dari data internal Tiket.com.
Perusahaan mencatat lonjakan transaksi hingga 54% pada pertengahan 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pemesanan penerbangan meningkat 38%, akomodasi naik 79%, dan pembelian wisata atraksi atau tiket event naik 45%.
Co-Founder & CMO Tiket.com, Gaery Undarsa, menjelaskan bahwa tekanan ekonomi seperti kenaikan suku bunga dan inflasi pangan tidak serta-merta menyurutkan minat masyarakat untuk bepergian. Namun, terdapat pergeseran destinasi dan frekuensi perjalanan.
“Yang tadinya orang pergi ke Jepang, sekarang perginya ke Malaysia. Yang tadinya orang pergi ke Bangkok, sekarang perginya ke Bali. Alasannya kenapa, simple, ekonomi. Mereka masih butuh travel, tapi mungkin mereka harus save (tabung) sedikit, karena mungkin ada pressure dari segi ekonominya. Jadi ada substitusi-lah, kasarnya seperti itu,” ujar Gaery di hadapan media.
Ia menambahkan, wisatawan kini lebih selektif dalam menentukan waktu dan frekuensi perjalanan.
“Misalnya mereka tadinya pergi tiga kali setahun. Mungkin tahun ini, mereka perginya berkurang, let say cuma 2 kali, atau bahkan satu kali. Tapi satu kalinya itu, mereka akan pikirin secara matang-matang,” jelasnya.
Tinggalkan Komentar
Komentar