periskop.id - Beberapa waktu belakangan, harga bawang merah dan cabai rawit merah di Jakarta terasa meningkat. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok menjelaskan hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satunya, menurut dia, tingginya harga komoditas tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan dan permintaan (supply and demand). Padahal, permintaan kedua komoditas itu, menurut Hasudungan pada dasarnya relatif stabil.
"Namun jika supply kurang, harga akan naik dan sebaliknya,” kata Hasudungan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (12/8).
Lebih lanjut, dia memaparkan kemungkinan berkurangnya supply bawang merah dan cabai rawit merah disebabkan kegagalan panen akibat serangan hama penyakit. Selain gagal panen, ada pula kemungkinan populasi tanaman atau luas tanam kedua komoditas tersebut berkurang.
“Petani cabai adalah petani yang mudah beralih ke komoditas lain jika terjadi kegagalan panen atau jika panen berlebih tetapi harga murah. Hampir bisa dipastikan jika terjadi gagal panen atau harga murah, bulan-bulan berikutnya harga cabai akan mahal karena berkurangnya supply di tingkat petani,” jelas Hasudungan.
Berbeda dengan petani padi, lanjutnya, pada umumnya konsisten menanam padi walaupun mengalami gagal panen atau harga sedang turun di pasaran. Kondisi supply dan demand itulah yang dinilai menyebabkan harga bawang merah dan cabai rawit merah berfluktuasi.
“Karena pada dasarnya demand relatif stabil. Maka yang perlu dijaga adalah supply-nya,” tutur Hasudungan.
Berdasarkan Data Informasi Pangan Jakarta (IPJ) Selasa (12/8), harga bawang merah di Jakarta mencapai Rp58.231 per kg, sementara harga cabai rawit merah Rp51.454 per kg.
“Itu berdasarkan data di Info Pangan Jakarta, harga di tingkat produsen belum tersedia,” ucapnya.
Sementara itu, Badan Pangan Nasional mencatat pada Selasa, harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp45.485 per kilogram dibandingkan sebelumnya, Senin (11/8) sebesar Rp50.225 per kg, sedangkan bawang merah Rp47.658 per kg atau turun dari sebelumnya Rp53.683 per kg.
Andil Inflasi
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyampaikan sejumlah komoditas pangan, termasuk beras, tomat, bawang merah, cabai rawit dan telur ayam ras, menjadi kontributor terbesar inflasi bulanan Juli 2025.
“Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,74% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,22%,” ujarnya di Jakarta, Jumat.
Ia menuturkan bahwa beras menjadi salah satu komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok pengeluaran tersebut dengan andil inflasi sebesar 0,06%. Sementara tomat dan bawang merah memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,05%, cabai rawit sebesar 0,04%, serta telur ayam ras sebesar 0,02%.
Tinggalkan Komentar
Komentar