Periskop.id - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) E. Aminudin Aziz menyebut, rata-rata masyarakat di Indonesia hanya membaca enam buku per tahun, dengan waktu yang dihabiskan hanya 129 jam per tahun. Artinya budaya baca warga di tanah air dinilai masih sangat rendah.
"Ketika berbicara tentang buku, yang dibaca per tahun itu hanya enam buku, berarti memang budaya baca kita masih sangat rendah. Kalau setahun ada 365 hari, maka hanya 5,9 hari. Dari data yang kemarin kita disodori, ternyata hanya 129 jam kita habiskan selama satu tahun untuk membaca buku," katanya dalam webinar Kebangsaan dan Bung Hatta menyalakan Obor Literasi yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa (12/8).
Aminudin menjelaskan, kebiasaan menghabiskan waktu membaca tersebut memang di luar yang dihabiskan untuk membaca media sosial, berita, atau kitab suci. Namun, dibandingkan dengan negara-negara lain, data tersebut cukup mengkhawatirkan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Perpusnas telah menjalankan program distribusi 1.000 buku untuk Taman Bacaan Masyarakat (TBM), lembaga pemasyarakatan, hingga komunitas-komunitas literasi yang ada di daerah. Program tersebut tidak hanya menyebarkan buku, tetapi juga mengawal agar buku-buku yang didistribusikan sesuai dengan minat anak-anak.
"Anak-anak itu bukan tidak senang membaca buku, melainkan tidak sesuai dengan minat atau usianya, masa' anak-anak sekolah diberi buku tentang budidaya lele? Tentu saja selain mereka tidak minat untuk membacanya, juga tidak sesuai dengan usianya. Jadi, waktu saya ke Kalimantan misalnya, terbukti kalau buku itu diberi sesuai minatnya, maka budaya baca akan naik, mereka saling berebut untuk membaca," bebernya.
Relawan Literasi
Selain mendistribusikan buku, Perpusnas juga tengah menjalankan program Relawan Literasi Masyarakat (Relima) yang kini sedang berjalan di 180 kabupaten/kota. Ke depan akan diperbanyak ke seluruh wilayah Indonesia.
Untuk menumbuhkan budaya membaca masyarakat, Perpusnas juga menggalakkan gerakan Sepekan Satu Buku bagi siswa SMP dan SMA untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Indonesia yang pada tahun 2024 masih termasuk dalam kategori sedang, yakni 73,52.
Kompetisi naskah dan video resensi dari gerakan Sepekan Satu Buku juga masih akan berlangsung hingga 31 Oktober 2025. Perpusnas akan memberikan hadiah dengan total Rp85 juta untuk 10 siswa dan empat sekolah teraktif. Naskah resensi terpilih juga akan dipublikasikan dalam buku antologi resensi.
Sebelumnya, Anggota DPR RI Abdul Fikri Faqih meminta para orang tua berperan langsung menumbuhkan semangat membaca kepada anak-anaknya sejak usia dini, seperti dengan membaca buku di dekat anak dan menyediakan buku-buku di rumah.
"Tipsnya berikan contoh positif dengan membaca buku di depan anak, berikan kebebasan ekspresi dan sediakan buku serta bahan bacaan yang Menarik,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, upaya tersebut dapat mengembangkan budaya membaca sekaligus meningkatkan literasi di Indonesia.
Ia menuturkan, kebiasaan membaca sejak usia dini dapat membantu anak-anak mengembangkan imajinasi, kreativitas, dan pemahaman tentang dunia. Intinya, kata dia, peningkatan literasi memang harus terus digalakkan di tanah air.
Tinggalkan Komentar
Komentar