Periskop.id – Konsep Seven Summit tidak hanya berlaku untuk puncak-puncak tertinggi di dunia. Di Indonesia, istilah ini diadopsi menjadi tantangan pendakian nasional yang dikenal Seven Summit Indonesia.
Gagasan ini pertama kali diperkenalkan oleh pendaki profesional Hendri Agustin, yang ingin menciptakan versi lokal dari “Seven Summits of the World”, demikian dilansir Antara.
Seven Summit Indonesia kini telah menjadi tolak ukur prestasi bagi para pendaki tanah air dan mancanegara, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam sektor wisata petualangan (adventure tourism)
Apa Itu Seven Summit?
Secara umum, istilah Seven Summit merujuk pada tujuh puncak tertinggi dari tujuh benua di dunia. Versi Indonesianya pun mengikuti prinsip yang sama, dengan memilih satu gunung tertinggi dari masing-masing wilayah besar Indonesia: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Gunung-gunung ini bukan hanya tinggi secara fisik, tetapi juga menantang dari segi teknis pendakian, akses, dan kondisi alam.
Baca juga: Situs Gunung Padang Dipugar Mulai Tahun Ini
Berikut daftar lengkap Seven Summit Indonesia beserta informasi pentingnya:
1. Puncak Jaya (Carstensz Pyramid), Papua
Ketinggian: 4.884 mdpl
Wilayah: Pegunungan Sudirman, Papua
Sebagai gunung tertinggi di Indonesia dan satu-satunya yang masuk dalam daftar Seven Summits dunia, Puncak Jaya menghadirkan tantangan ekstrem. Tebing kapur curam dan cuaca tak menentu menuntut kemampuan panjat tebing tingkat tinggi. Pendakian bisa melalui rute Ilaga atau Sugapa dan memerlukan logistik serta pemandu lokal berpengalaman.
2. Gunung Kerinci, Sumatera
Ketinggian: 3.805 mdpl
Wilayah: Perbatasan Jambi dan Sumatera Barat
Gunung berapi tertinggi di Asia Tenggara ini jadi ikon Pulau Sumatera. Terletak di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, jalur pendakian dimulai dari Desa Kersik Tuo. Tantangan utama mencakup jalur hutan lebat, medan terjal, dan ancaman gas vulkanik aktif.
3. Gunung Semeru, Jawa
Ketinggian: 3.676 mdpl
Wilayah: Jawa Timur
Gunung Semeru dikenal dengan kawah aktifnya, Jonggring Saloko, yang menyemburkan asap setiap 20 menit. Pendakian dimulai dari Desa Ranu Pani, dan biasanya memakan waktu tiga hingga empat hari. Kondisi medan, cuaca ekstrem, dan status aktivitas vulkanik menjadi faktor risiko utama.
4. Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat
Ketinggian: 3.726 mdpl
Wilayah: Pulau Lombok
Terkenal karena danau kaldera Segara Anak yang memesona, Gunung Rinjani memiliki medan curam dan penuh batuan lepas. Jalur pendakian populer melalui Sembalun dan Senaru. Waktu terbaik untuk mendaki adalah musim kemarau antara April hingga Oktober.
5. Gunung Bukit Raya, Kalimantan
Ketinggian: 2.278 mdpl
Wilayah: Perbatasan Kalimantan Tengah dan Barat
Meski tak setinggi gunung lain, medan Gunung Bukit Raya cukup menantang karena berada di tengah Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya yang masih liar. Akses utama melalui Desa Rantau Malam dan perlu waktu berhari-hari menembus hutan hujan tropis yang basah dan licin.
6. Gunung Latimojong (Rantemario), Sulawesi
Ketinggian: 3.430 mdpl
Wilayah: Sulawesi Selatan
Gunung non-vulkanik tertinggi di Sulawesi ini dikenal dengan keindahan lembah dan hutan montananya. Titik tertingginya, Puncak Rantemario, dapat dicapai melalui jalur dari Desa Baraka. Cuaca yang cepat berubah dan jalur berbatu menuntut kesiapan fisik dan mental.
7. Gunung Binaiya, Maluku
Ketinggian: 3.027 mdpl
Wilayah: Pulau Seram, Maluku
Puncak tertinggi di Maluku ini memiliki medan khas pegunungan karst. Jalur pendakian dari Desa Piliana atau Kanikeh memakan waktu lima hingga tujuh hari, melewati hutan lebat dan sungai deras. Meskipun berat, Binaiya menawarkan kekayaan flora-fauna yang luar biasa.
Baca juga: Peneliti Berhasil Temukan Spesies Baru Jamur Morel di Gunung Rinjani
Mengapa Seven Summit Indonesia Dianggap Spesial?
Ketujuh gunung ini bukan hanya tinggi, tapi juga merepresentasikan keberagaman ekosistem Indonesia, dari pegunungan bersalju hingga hutan hujan tropis. Masing-masing gunung memiliki tantangan dan keindahan yang berbeda. Tak heran, pencapaian mendaki semua Seven Summit Indonesia dianggap sebagai mahkota prestasi dalam dunia mountaineering nasional.
Menurut pernyataan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, "Seven Summit Indonesia tidak hanya menarik minat wisatawan petualangan lokal, tetapi juga mulai dilirik pendaki mancanegara sebagai bagian dari ekspedisi tropis yang eksotis.”
Tak hanya aspek wisata, pemerintah melalui kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga mendorong ekowisata berkelanjutan dan pelestarian kawasan pegunungan ini sebagai bagian dari pengembangan pariwisata alam Indonesia.
Tinggalkan Komentar
Komentar