periskop.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Senin 17 November 2025 diperkirakan masih tertekan. Sebelumnya, IHSG ditutup melemah ke level 8,370.44 atau turun 0,02% pada perdagangan Jumat (14/11).

Pelemahan indeks terjadi pada penutupan perdagangan, setelah sebelumnya cenderung bergerak di teritori positif. Saham sektor industrial mencatatkan koreksi terbesar, sedangkan saham sektor infrastruktur membukukan penguatan terbesar. Rupiah menguat di sekitar level Rp16,707/usd (14/11). Dalam sepekan, IHSG melemah 0.29%. Mayoritas indeks di bursa Asia ditutup melemah akibat sentimen negatif dari Wall Street. 

Secara teknikal, histogram MACD masih positif namun momentum kenaikannya melambat dan berpotensi terjadi Death Cross. Stochastic RSI masih bergerak di area overbought. Volume jual masih mendominasi, yang diperkuat oleh garis A/D yang mengindikasikan adanya distribusi.

“IHSG ditutup di bawah level MA5. Sehingga diperkirakan dalam jangka pendek, IHSG masih berpotensi melemah menguji level 8300-8325. Namun dalam jangka menengah panjang, IHSG masih dalam kondusi bullish,” ulas Tim Riset Phintraco Sekuritas, Senin (17/11). Saham-saham yang dapat diperhatikan pada pekan ini, antara lain ANTM, MAPI, MAIN, SMDR dan DOID.

Data industrial production Tiongkok (14/11) tumbuh 4.9% YoY di Oktober 2025, melambat dari 6.5% di September 2025. Ini merupakan pertumbuhan terendah sejak Agustus 2024, karena melemahnya pertumbuhan aktivitas manufaktur dan pertambangan, serta adanya libur panjang merayakan Hari Nasional di awal Oktober. Demikian juga dengan retail sales tumbuh 2.9% YoY di Oktober 2025 dari 3% di September 2025.

“Pada pekan ini, investor akan menantikan hasil RDG BI (19/11), serta mencermati data pertumbuhan kredit (19/11) dan M2 Money Supply (21/11),” tulis riset tersebut.

Di sisi lain, Indeks di Wall Street ditutup mixed pada pekan lalu, setelah bergerak fluktuatif akibat  rotasi dari sektor teknologi yang valuasinya sudah relatif mahal.

Kekhawatiran bahwa the Fed tidak akan menurunkan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang, semakin menambah tekanan bagi bursa Wall Street di pekan lalu, yang sebelumnya sudah mengharapkan akan ada pemangkasan suku bunga lagi. Adanya beberapa data ekonomi AS bulan Oktober yang tidak akan pernah dirilis akibat shutdown, meskipun shutdown telah berakhir, juga menambah faktor negatif.

Sementara itu AS dan Swiss mencapai kesepakatan dagang (14/11). AS akan menurunkan tarif impor Swiss menjadi 15% dari 39% dan perusahaan Swiss akan berinvestasi senilai US$200 miliar pada akhir tahun 2028.