periskop.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Rabu 26 November 2025 diperkirakan menguat dan menguji level resistance di 8.570-8.600. Sebelumnya, IHSG ditutup melemah ke level 8.521.89 atau turun 0,56% pada perdagangan Selasa (25/11), setelah sempat menguat di level intraday tertinggi baru di 8.574.
Setelah penguatan signifikan sehari sebelumnya, IHSG ditutup melemah akibat aksi ambil untung atau profit taking. Saham sektor properti mengalami koreksi terbesar, sedangkan saham sektor industrial membukukan penguatan terbesar.
Secara teknikal, terjadi Death Cross di Stochastic RSI, namun histogram MACD masih bertahan di area positif. IHSG juga masih bertahan di atas level MA5.
“Penguatan indeks global berpotensi menjadi faktor positif. Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak cenderung menguat menguji resistance di 8.570-8.600,” ulas Tim RIset Phintraco Sekuritas, Rabu (26/11). Beberapa saham yang menarik dicermati pada perdagangan hari ini, antara lain TINS, ASII, PYFA, ISAT dan KLBF.
Sementara IHSG turun, Rupiah berlanjut menguat terhadap Dolar AS di sekitar level Rp16,655 per USD (25/11), di tengah pelemahan Dolar AS karena menguatnya ekspektasi penurunan suku bunga the Fed pada Desember nanti.
Dari AS (26/11) dijadwalkan akan dirilis data durable goods orders bulan September 2025 yang diperkirakan tumbuh 0.2% MoM dari 2.9% MoM di Agustus 2025. Investor menantikan data ekonomi AS yang tertunda dirilis akibat terjadinya government shutdown beberapa waktu lalu.
“Data ekonomi AS, terutama data tenaga kerja dan inflasi, saat dinantikan oleh investor untuk mencari indikasi bagaimana langkah kebijakan moneter The Fed pada pertemuan 9-10 Desember 2025 nanti,” tulis riset tersebut.
Indeks di Wall Street ditutup menguat signifikan pada perdagangan Selasa (25/11). Penguatan indeks seiring dengan meningkatnya ekspektasi akan penurunan suku bunga the Fed pada pertemuan Desember. Saat ini peluang penurunan suku bunga sebesar 25 bps meningkat menjadi sekitar 83%, menurut CME Fedwatch tool.
Ekspektasi sedikit meningkat setelah Bloomberg melaporkan bahwa Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, sedang dipertimbangkan sebagai kandidat terdepan untuk menjadi Chairman the Fed berikutnya. Hassett dipandang oleh investor sebagai sosok yang lebih mungkin mendorong bank sentral ke arah rezim suku bunga rendah yang disukai oleh Presiden Trump.
Penjualan ritel di AS naik 0.2% MoM di September 2025, yang merupakan pertumbuhan paling lambat dalam empat bulan, dari 0.6% MoM di Agustus 2025. Indeks PPI naik 0.3% MoM di September 2025, pulih dari penurunan tak terduga sebesar 0.1% di Agustus 2025.
U.S. 10-year Bond Yield turun 3 bps ke level 4.004%. Harga emas spot melemah 0.21% di level US$4,130/troy oz (25/11). Harga minyak turun lebih dari 1% (25/11), setelah adanya laporan bahwa Ukraina telah menyetujui kesepakatan damai.
Tinggalkan Komentar
Komentar