periskop.id - Google Cloud resmi memperkenalkan inovasi baru pada Google Drive for Desktop dengan menambahkan teknologi kecerdasan artifisial (AI) untuk melindungi pengguna dari ancaman ransomware. Fitur ini dirancang agar sistem dapat secara otomatis menghentikan sinkronisasi file yang terindikasi terinfeksi, sekaligus memudahkan pemulihan data hanya dengan beberapa klik.
Country Director Google Cloud Indonesia, Fanly Tanto, menjelaskan bahwa teknologi ini mampu mengenali pola khas serangan ransomware.
“Deteksi dan intervensi berbasis AI di Google Drive for Desktop mampu mengidentifikasi ciri utama serangan ransomware, yaitu upaya untuk mengenkripsi file secara massal, lalu dengan cepat melakukan intervensi untuk menciptakan semacam ‘balon pelindung’ di luar file pengguna sebelum serangan menyebar dengan menghentikan sinkronisasi file ke cloud secara otomatis,” ujarnya melansir Antara, Rabu (1/10).
Dengan mekanisme tersebut, pengguna dapat terhindar dari kerusakan file akibat enkripsi ransomware. AI ini juga melengkapi sistem pertahanan malware yang sudah ada di Google Drive, sehingga penyebaran serangan ke perangkat lain maupun jaringan organisasi bisa dicegah lebih dini.
Google menilai pendekatan tradisional yang hanya mengandalkan antivirus tidak lagi cukup. Banyak sistem pencegahan masih berfokus pada pemblokiran kode berbahaya sebelum aktif, padahal varian ransomware baru kerap berhasil menembus perlindungan tersebut. Akibatnya, pengguna maupun organisasi bisa langsung terdampak tanpa mitigasi cadangan.
Fanly menegaskan, ransomware kini bukan sekadar masalah teknologi informasi, melainkan ancaman serius bagi operasional bisnis inti.
“Apa yang kami luncurkan dan hadirkan hari ini adalah lapisan pertahanan yang benar-benar baru,” katanya.
Serangan ransomware terbukti dapat melumpuhkan sektor vital seperti manufaktur, ritel, layanan kesehatan, hingga pelayanan publik.
Google Drive for Desktop yang tersedia di Windows dan macOS kini berfungsi ganda: selain menyinkronkan file ke cloud, juga menjadi garis pertahanan penting terhadap malware. Model AI yang digunakan dilatih dengan jutaan sampel ransomware nyata, serta terus diperbarui dengan intelijen ancaman dari VirusTotal agar mampu beradaptasi dengan varian baru.
Jika sistem mendeteksi aktivitas mencurigakan, sinkronisasi file akan otomatis dihentikan untuk mencegah kerusakan lebih luas. Pengguna akan menerima notifikasi di desktop dan email berisi panduan pemulihan. Berbeda dengan solusi tradisional yang rumit, antarmuka Google Drive memungkinkan pemulihan file ke kondisi semula hanya dalam beberapa klik, tanpa perlu perangkat lunak tambahan.
Bagi administrator TI, fitur ini memberikan visibilitas penuh melalui notifikasi di konsol Admin dan akses ke log audit detail di pusat keamanan.
Fitur deteksi dan intervensi ransomware ini aktif secara default untuk pelanggan Google Workspace, tanpa biaya tambahan, dan sudah tersedia dalam tahap open beta sejak 30 September 2025.
Tinggalkan Komentar
Komentar