Periskop.id - Sebuah studi terbaru yang melibatkan data hampir setengah juta wanita di Swedia menemukan korelasi kuat antara ketidakhadiran pada janji pertama skrining kanker payudara dengan peningkatan signifikan risiko kematian akibat penyakit tersebut. Melansir dari The Guardian, Rabu (24/9), studi yang dipimpin oleh para ahli dari Karolinska Institute dan dipublikasikan di British Medical Journal, menyoroti pentingnya deteksi dini.

Keterlambatan Deteksi Kunci Risiko Kematian

Peneliti menganalisis data sekitar setengah juta wanita di seluruh Swedia yang menerima undangan skrining pertama antara tahun 1991 hingga 2020 dan dipantau hingga 25 tahun. Setelah memperhitungkan faktor sosial, ekonomi, reproduksi, dan kesehatan, ditemukan bahwa hampir 1 dari 3 (32%) wanita tidak hadir pada janji mammogram pertama mereka.

Hasil studi ini sangat mencolok:

  • Wanita yang melewatkan skrining pertama memiliki 9,9 kematian per 1.000 wanita selama 25 tahun.
  • Dibandingkan dengan 7 kematian per 1.000 wanita yang menghadiri skrining.

Para peneliti menekankan bahwa risiko kematian yang lebih tinggi ini bukan disebabkan oleh jumlah kasus kanker yang lebih banyak, melainkan karena keterlambatan deteksi.

“Wanita yang tidak mengikuti skrining pertama memiliki risiko kematian akibat kanker payudara 40% lebih tinggi dibandingkan ikut serta (skrining), dan risiko itu bertahan hingga 25 tahun.”

Para peneliti menambahkan, skrining awal bisa memprediksi diagnosis stadium lanjut dan risiko kematian di kemudian hari.

"Hal itu bisa menjadi kesempatan berharga untuk mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi sejak puluhan tahun sebelum hasil fatal muncul,” tulis para peneliti.

Skrining Pertama sebagai Investasi Jangka Panjang

Dalam editorial terkait, peneliti AS menekankan bahwa menghadiri skrining pertama jauh lebih penting daripada sekadar pemeriksaan kesehatan jangka pendek.

Bagi sebagian besar wanita, skrining pertama mungkin tidak langsung menghasilkan diagnosis kanker atau tanda bahaya. Namun, sekadar hadir dan mendapatkan informasi mengenai cara mengurangi risiko serta gejala yang perlu diwaspadai bisa menjadi investasi jangka panjang bagi kesehatan payudara dan kelangsungan hidup.

Di Inggris, wanita diundang untuk skrining mulai usia 50 hingga 71 tahun, dengan undangan pertama seharusnya diterima paling lambat usia 53 tahun. Data dari Layanan Kesehatan Inggris (National Health Service/NHS) terbaru menunjukkan bahwa 70% wanita yang memenuhi syarat sudah mengikuti skrining hingga Maret 2024, artinya hampir 1 dari 3 belum melakukannya. 

Claire Rowney, CEO organisasi amal Breast Cancer Now, menyebut angka wanita yang melewatkan janji pertama sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan.