periskop.id - Telepon putar pernah menjadi ikon d banyak ruang tamu pada pertengahan abad ke-20, sebelum akhirnya tergeser oleh telepon tombol. Namun, tim Google Japan mencoba membangkitkan kembali nostalgia itu dengan cara yang unik: menghadirkan papan ketik mekanis bergaya telepon putar.
Perangkat eksperimental ini diberi nama “Gboard Dial Version”, sebuah desain nyeleneh yang lebih menekankan kreativitas ketimbang kegunaan praktis. Bentuknya terdiri dari sembilan dial dengan lubang putar, masing-masing mewakili huruf, angka, atau tanda baca.
Melansir Popsci, Di bagian tengah, terdapat satu tombol besar bertuliskan “return” yang menjadi pusat perhatian. Untuk mengetik, pengguna harus memasukkan jari ke salah satu lubang dial, memutarnya ke posisi yang diinginkan, lalu melepaskannya agar kembali ke posisi semula. Proses ini harus diulang untuk setiap karakter.
Tentu saja, metode ini jauh dari efisien. Namun, para insinyur Google Japan menyebut pengalaman mengetik dengan papan ketik ini memberikan sensasi mekanis yang khas, lengkap dengan “bunyi berputar lembut” sebagai pengganti suara klik-klik pada keyboard biasa.
Secara teknis, papan ketik ini bekerja dengan menerjemahkan sudut putaran dial menjadi sinyal USB. Tak hanya itu, perangkat ini juga dilengkapi mouse khusus yang bisa mematikan kamera pengguna secara otomatis ketika diletakkan di dock. Fitur ini jelas merupakan penghormatan pada cara lama menutup telepon putar dengan “menggantung gagang.”
Meski terlihat menarik, Google Japan menegaskan bahwa perangkat ini tidak dijual secara komersial. Namun, mereka merilis file desainnya agar siapa pun yang memiliki printer 3D dan kesabaran bisa membuatnya sendiri.
Eksperimen ini bukan yang pertama. Sebelumnya, Google Japan juga pernah merilis papan ketik berbentuk silinder menyerupai cangkir teh Jepang, hingga papan ketik raksasa sepanjang 65 inci dengan tata letak QWERTY dalam satu garis lurus. Semua proyek ini lebih ditujukan sebagai karya kreatif ketimbang produk massal.
Menariknya, meski tidak praktis, papan ketik putar ini disebut memiliki efek terapeutik.
“Saya dulu sering menghantam tombol ketika frustrasi,” ujar salah satu peneliti Google dalam video presentasi. “Tapi sejak menggunakan papan ketik ini, orang bilang saya jadi lebih tenang.”
Dengan pendekatan yang penuh humor dan nostalgia, Google Japan seolah ingin menunjukkan bahwa teknologi tidak selalu harus efisien. Kadang, inovasi bisa hadir hanya untuk menghibur, membangkitkan kenangan, dan memberi pengalaman berbeda bagi penggunanya.
Tinggalkan Komentar
Komentar