Periskop.id - Memelihara hewan peliharaan sering dikaitkan dengan manfaat kesehatan mental, seperti penurunan stres dan berkurangnya kebutuhan perawatan medis. Namun, sebuah studi dari tahun 2009 yang diterbitkan dalam Journal of vascular and interventional neurology meneliti lebih jauh hubungan ini, khususnya dengan risiko penyakit kardiovaskular fatal.
Studi berjudul Cat Ownership and the Risk of Fatal Cardiovascular Diseases ini menemukan fakta menarik, yakni dampak positif ini secara spesifik sangat terlihat pada pemilik kucing, sementara efek serupa tidak terbukti pada pemilik anjing.
Berikut penjelasan dari penelitian tersebut yang membuktikan bahwa vibes menenangkan kucing mungkin lebih dari sekadar mitos.
1. Pemilik Kucing Punya Risiko Serangan Jantung Lebih Rendah
Studi ini meneliti 14.407 responden dan menemukan bahwa mereka yang pernah memiliki kucing memiliki risiko kematian akibat serangan jantung (Myocardial Infarction/MI) yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah memelihara kucing.
Penurunan risiko ini bahkan cenderung terjadi pada kematian akibat penyakit kardiovaskular secara keseluruhan.
2. Efek Perlindungan Tak Terlihat pada Pemilik Anjing
Fakta yang mengejutkan dari penelitian ini adalah kepemilikan anjing tidak berhubungan dengan penurunan risiko kematian akibat serangan jantung atau penyakit jantung lainnya.
Peneliti menduga perbedaan ini mungkin terjadi karena karakteristik anjing yang sangat beragam sehingga efek perlindungannya tidak seragam, atau mekanisme interaksi dengan kucing memberikan efek menenangkan yang berbeda.
3. Kucing Dikaitkan dengan Pengaruh Menenangkan Alami
Mengapa kucing memberikan perlindungan ini? Salah satu teori yang dibahas dalam penelitian adalah bahwa kucing memiliki pengaruh menenangkan alami yang dapat menurunkan respons tubuh terhadap stres. Interaksi dengan kucing menciptakan kondisi emosional yang healing dan calming.
Namun, penting dicatat, peneliti juga tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa pemilik kucing memiliki kepribadian yang cenderung lebih tenang atau sudah lebih sehat secara umum, terlepas dari efek langsung hewan peliharaan.
4. Efek Perlindungan Lebih Kuat pada Kepemilikan di Masa Lalu
Studi ini menemukan hubungan yang kuat pada kepemilikan kucing di masa lalu, bukan hanya kepemilikan saat penelitian berlangsung.
Hal ini memunculkan hipotesis bahwa memelihara kucing sejak usia muda, saat seseorang belum memiliki risiko penyakit jantung, dapat memberikan manfaat yang lebih besar dan bertahan lama.
5. Tidak Ada Perlindungan terhadap Risiko Stroke
Meskipun pemilik kucing mendapat manfaat terhadap risiko serangan jantung, studi ini tidak menemukan efek perlindungan dari kepemilikan kucing terhadap risiko stroke. Peneliti berhipotesis bahwa mekanisme terjadinya stroke mungkin tidak sekuat serangan jantung dalam kaitannya dengan penurunan stres.
Meskipun penelitian ini memerlukan konfirmasi lebih lanjut dengan pengukuran durasi dan intensitas interaksi yang lebih rinci, temuan ini memberikan indikasi kuat bahwa memelihara kucing bisa menjadi strategi baru yang menyenangkan untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, terutama bagi individu dengan risiko tinggi.
Tinggalkan Komentar
Komentar