periskop.id - Pernah melihat iklan kerja di luar negeri dengan gaji belasan juta tanpa syarat rumit? Banyak yang langsung tergoda. Namun, bagaimana jika mimpi itu justru berubah menjadi perangkap berbahaya? Kamboja contohnya. Di balik janji manis karier instan, ada kenyataan kelam yang jarang terungkap. Penasaran seperti apa kisahnya?

Mimpi Kerja di Kamboja Berujung Petaka

Dalam beberapa waktu belakangan, Kamboja muncul sebagai magnet bagi banyak orang muda Indonesia yang mencari pekerjaan cepat dan rela mengambil risiko. Pada 2025, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memperkirakan ada sekitar 80.000 Warga Negara Indonesia (WNI) bekerja secara ilegal di Kamboja. 

Lalu, apa yang membuat banyak orang tergiur dan akhirnya mengambil keputusan ke sana? 

Janji paling manis biasanya terkait gaji tinggi, proses cepat, dan pekerjaan yang mudah. Dalam pemberitaan 2025, pemerintah memperingatkan bahwa banyak dari tawaran ini hanyalah jebakan, banyak WNI yang akhirnya terjebak dalam pekerjaan ilegal menjadi operator judi onlinescam online, atau pekerjaan gelap lain yang jauh dari janji profesi terhormat.

Modus perekrutan pun makin halus, mulai dari iklan lowongan lewat Facebook atau media sosial lainnya, dengan janji pekerjaan kantoran atau online job yang fleksibel dan mudah. Padahal, begitu tiba di Kamboja, mereka sering dipaksa bekerja dalam kondisi buruk, tanpa dokumen resmi, bahkan tanpa kebebasan.

Lonjakan Kasus Pekerja Migran Bermasalah di Kamboja

Pada tiga bulan pertama di tahun 2025, Kedutaan Besar RI di Kamboja telah menangani lebih dari 1.300 kasus pekerja migran bermasalah, angka ini melejit sebesar 174% dibandingkan tahun 2024. Dari jumlah tersebut, 85% kasus melibatkan WNI terkait dengan penipuan online, sisanya terkait dengan masalah perdata.

Bahkan, beberapa kasus berujung pada kekerasan fisik dan kematian. Pada Oktober 2025, BP2MI mencatat 110 WNI menjadi korban penipuan online, sebanyak 97 WNI melarikan diri dari perusahaan yang diduga menjalankan kegiatan penipuan online dan sisanya berhasil dikeluarkan dari lokasi tempat mereka bekerja di Chrey Thum.

Situasi ini menegaskan bahwa Kamboja saat ini menjadi salah satu tujuan paling berisiko bagi pekerja migran Indonesia. Untuk calon pekerja, data ini menjadi peringatan bahwa tawaran gaji tinggi memang terdengar menggoda, tetapi memahami jalur resmi dan risiko di lapangan adalah langkah penting untuk melindungi diri. 

BP2MI juga menyatakan tidak sedikit yang masuk lewat jalur tidak resmi atau agen ilegal. Tanpa kerja sama resmi antara Indonesia dan Kamboja, pekerja ilegal nyaris tidak memiliki perlindungan hukum. Saat terjadi masalah, mulai dari penipuan, eksploitasi, hingga kekerasan, mereka berada dalam posisi rentan. Kondisi ini diperkuat dengan fakta bahwa sebagian besar pekerja ilegal direkrut untuk bekerja di sektor judi online atau penipuan online, bukan pekerjaan formal. 

Cara Aman Cari Kerja di Luar Negeri

Saat mempertimbangkan tawaran kerja ke luar negeri, termasuk ke Kamboja, penting untuk mengambil keputusan dengan tenang, bukan terburu-buru tergoda oleh janji gaji besar atau keberangkatan cepat. Hal utama yang harus dilakukan adalah memastikan agen atau perusahaan perekrut memiliki izin resmi. Pastikan mereka terdaftar di BP2MI dan bukan melalui jalur informal.

Selanjutnya, jangan menyerahkan uang atau membayar biaya apa pun sebelum ada kontrak tertulis yang jelas dan legalitas yang terbukti. Bila diminta membayar biaya tinggi sebelum pekerjaan benar-benar jelas, maka waspadai bahwa tawaran itu dapat jadi penipuan. 

Beberapa langkah penting yang harus dicek meliputi prosedur penempatan yang dilakukan lewat jalur resmi, bukan agen tak terverifikasi. Lalu, pastikan jenis visa yang akan digunakan adalah visa kerja, bukan visa turis yang diubah setelah keberangkatan. 

Terakhir, baca dan pahami kontrak kerja, lokasi kerja, jenis pekerjaan, dan hak-hak Anda sebagai pekerja migran.  Dengan menerapkan langkah ini, Anda dapat mengurangi risiko terjebak dalam lowongan kerja palsu di luar negeri.