periskop.id - PT Super Bank Indonesia Tbk akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Dalam aksi tersebut, perseroan akan melepaskan sebnayak-banyaknya 4.406.612.300 lembar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Saham yang ditawarkan itu setara 13% dari modal yang disetor penuh setelah IPO. Harga penawaran dipatok pada kisaran Rp525-Rp695 per lembar. Dengan demikian, perseroan berpotensi mengantongi sebanyak-banyaknya Rp3,06 triliun dari IPO.
Melansir pospektus perseroan dalam laman e-IPO, perseroan berencana mengalokasikan sekitar 70% dana hasil IPO untuk modal kerja dalam rangka penyaluran kredit. Sisanya sekitar 30% akan dialokasikan untuk belanja modal dalam rangka mendukung kegiatan usaha perseroan. Termasuk namun tidak terbatas pengembangan produk, pada pengembangan teknologi informasi, dan atau hal-hal lain yang dapat mendukung pertumbuhan usaha perseroan.
Setelah IPO, dan setelah perseroan membukukan saldo laba positif, manajemen perseroan berkomitmen untuk membagikan dividen kepada seluruh pemegang saham perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 85% dari laba bersih tahun berjalan.
Dalam rangka mendorong kinerja jangka panjang dan mempertahankan talenta terbaik, perseroan telah mengadakan suatu program Long Term Incentive Plan (Program Kepemilikan Saham). Di mana karyawan dan atau manajemen perseroan yang berpartisipasi dalam Program Kepemilikan Saham (Peserta) berkesempatan untuk memiliki 650.000.000 saham Perseroan yang mewakili sebesar 1,92% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham (Saham LTIP).
Saham LTIP telah diterbitkan oleh Perseroan dan saat ini terdaftar atas nama BST. BST adalah Glas Trust (Singapore) Ltd Cq. Bersama Sustainability Trust, pemegang Saham Perseroan yang didirikan berdasarkan dan tunduk pada hukum negara Singapura. Saham LTIP juga dalam keadaan bebas, tidak sedang dalam sengketa dan atau dijaminkan kepada pihak manapun serta tidak sedang ditawarkan kepada pihak lain. Selain itu, pelaksanaan Program Kepemilikan Saham tidak akan menyebabkan adanya dilusi terhadap kepemilikan saham publik karena tidak dilaksanakan dengan menerbitkan saham baru dari Perseroan.
Berdasarkan Surat Pernyataan tertanggal 19 September 2025, dan 3 Oktober 2025, Rd Eddy K. Sariaatmadja dan Anthony Tan Ping Yeow sebagai pemegang saham pengendali terakhir (ultimate shareholder), menyatakan tidak akan mengalihkan pengendaliannya dan kepemilikan sahamnya dalam Perseroan, baik langsung maupun tidak langsung, dalam jangka waktu 12 bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif, kecuali apabila perubahan pengendalian tersebut terjadi dalam rangka pemenuhan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau untuk melaksanakan putusan pengadilan atau badan lainnya yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dalam IPO ini, bertindak sebagai penjamin pelaksana efek yakni PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Sucor Sekuritas. Lebih lanjut, berikut Jadwal IPO Superbank:
Perkiraan masa penawaran awal: 25 November-1 Desember 2025
Perkiraan tanggal efektif: 8 Desember 2025
Perkiraan masa penawaran umum perdana saham: 10-15 Desember 2025
Perkiraan tanggal penjatahan: 15 Desember 2025
Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik: 16 Desember 2025
Perkiraan tanggal pencatatan saham pada bursa efek indonesia: 17 Desember 2025
Tinggalkan Komentar
Komentar