periskop.id - Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) ke level 4,75% membawa dampak positif bagi pasar properti, khususnya di kawasan Jabodetabek. Laporan terbaru menunjukkan pencarian rumah meningkat signifikan seiring cicilan KPR yang lebih ringan.
Head of Research Rumah123, Marisa Jaya, menjelaskan bahwa penurunan bunga KPR tidak hanya meringankan beban cicilan, tetapi juga mengembalikan optimisme masyarakat untuk kembali membeli rumah.
“Turunnya bunga KPR bukan hanya membuat cicilan lebih ringan, tapi juga mengembalikan rasa percaya diri masyarakat untuk mulai membeli properti. Dalam situasi ekonomi yang stabil, momentum seperti ini penting untuk mendorong pasar bergerak kembali,” ujarnya dilansir dari Antara, Kamis (23/10).
Setelah dua tahun pasar properti melambat akibat tingginya suku bunga, tren penurunan BI Rate pada September 2025 memberi sinyal kebangkitan. Data Flash Report Oktober 2025 dari Rumah123 mencatat peningkatan pencarian rumah di Jabodetabek, dengan Tangerang menempati posisi teratas secara nasional sebesar 14,1%, disusul Jakarta Selatan 12,7% dan Jakarta Barat 11,2%.
Kawasan penyangga lain seperti Bekasi (9,8%) dan Depok (8,6%) juga menunjukkan permintaan stabil. Sementara itu, kota di luar Jawa seperti Bandung dan Denpasar mulai menarik perhatian, seiring tren kerja fleksibel yang membuat masyarakat lebih leluasa memilih lokasi hunian.
Digitalisasi turut mempercepat perubahan perilaku konsumen. Platform pencarian properti mencatat peningkatan penggunaan fitur simulasi KPR dan perbandingan harga antarwilayah. Kini, calon pembeli dapat menghitung kemampuan finansial dan mengajukan KPR secara daring, sehingga proses yang dulu rumit menjadi lebih transparan dan efisien.
Marisa menambahkan, “Dengan bunga rendah dan informasi yang makin mudah diakses, keputusan membeli rumah bisa diambil lebih cepat dan terukur.”
Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi antara kebijakan moneter dan teknologi digital mampu mendorong pasar properti bergerak lebih dinamis.
Secara keseluruhan, penurunan BI Rate menjadi momentum penting bagi sektor properti. Selain meningkatkan pencarian rumah, kebijakan ini juga memperkuat keyakinan masyarakat bahwa memiliki hunian kembali menjadi pilihan realistis di tengah stabilitas ekonomi.
Tinggalkan Komentar
Komentar