periskop.id - Bank Indonesia melaporkan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Oktober 2025 yang terus menunjukkan tren positif. Total volume transaksi digital mencapai 4,45 miliar, meningkat tajam 31,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan pertumbuhan ini ditopang oleh perluasan layanan pembayaran digital, termasuk aplikasi mobile banking dan internet banking yang masing-masing tumbuh 2,91% dan 12,03%, serta transaksi QRIS yang melonjak luar biasa hingga 1.394,5%.
"Pertumbuhan positif ini juga sejalan dengan meningkatnya jumlah pengguna dan merchant. Dari sisi infrastruktur, volume transaksi ritel yang diproses melalui BI Fast (BI-FAST) mencapai 4,4677 juta transaksi, naik 31,96%, dengan nilai transaksi sebesar Rp 1.115,09 triliun," jelas Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/11).
Lebih lanjut, Perry menyebut transaksi bernilai besar ditopang melalui BI-Gross (BIFGS) yang tercatat 0,99 juta transaksi dengan nilai fantastis Rp 22.524,61 triliun.
"Di sektor pengelolaan uang rupiah, peredaran uang kartal juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, naik 13,37% year on year menjadi Rp 1.213,76 triliun," lanjut Perry.
Dengan begitu, kondisi ini mencerminkan sistem pembayaran yang stabil dan infrastruktur yang andal, ditambah struktur industri yang sehat serta interkoneksi antar pelaku yang terus meningkat.
Adapun Standar Nasional Open API pembayaran (SNAP) turut memperkuat interkoneksi ini, seiring meningkatnya transaksi berbasis SNAP yang menjadi fondasi penting bagi ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang terus meluas.
Perry memperjelas bahwa Bank Indonesia akan berkomitmen untuk menjaga keamanan dan keandalan sistem pembayaran, baik ritel maupun wholesale, serta memperkuat manajemen risiko dan infrastruktur teknologi pelaku industri. Selain itu, ketersediaan uang rupiah tetap terjamin di seluruh wilayah NKRI, termasuk daerah 3T (terdepan, terluar, dan terpencil).
Dengan demikian, secara total data ini menunjukkan bahwa sistem pembayaran digital Indonesia semakin matang dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil.
"Kami terus memastikan bahwa inovasi dan ekspansi layanan pembayaran digital berjalan selaras dengan keamanan, keandalan, dan keberlanjutan sistem keuangan nasional," ucap Perry.
Tinggalkan Komentar
Komentar