periskop.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan lawatan delegasi Indonesia di KTT G20 Afrika Selatan tidak hanya menghasilkan kesepakatan diplomatik, tetapi juga membawa pulang potensi investasi riil sektor energi dan industri pertahanan strategis.

"Kemarin ada MOU sudah dilaksanakan antara PT Dahana dan Rheinmetall tentang kerja sama dan pendirian fasilitas untuk bahan peledak, namun teknisnya nanti akan diteliti. Kemudian juga ada di hulu migas dengan perkiraan investasi senilai US$2,6 miliar," kata Airlangga dalam konferensi pers di Johannesburg, Afrika Selatan, Minggu (23/11).

Airlangga menjelaskan potensi investasi jumbo di sektor hulu minyak dan gas (migas) tersebut melibatkan Pertamina dengan mitra strategisnya.

Meskipun masih dalam tahap lanjutan, angka US$2,6 miliar tersebut menjadi sinyal positif bagi ketahanan energi nasional.

Sementara itu, kerja sama antara BUMN PT Dahana dengan perusahaan pertahanan asal Jerman, Rheinmetall, menandai langkah maju dalam kemandirian industri bahan peledak di Tanah Air.

Nota Kesepahaman (MoU) tersebut mencakup rencana pendirian fasilitas produksi yang detail teknisnya segera dimatangkan kedua belah pihak.

Selain sektor energi dan pertahanan, Airlangga membeberkan minat investasi dari negara-negara Nordik.

Finlandia, negara dengan kemajuan teknologi tinggi, menyatakan ketertarikannya menanamkan modal di sektor infrastruktur digital Indonesia.

"Finlandia kita tahu negara dengan teknologi tinggi, mereka berminat untuk masuk di dalam data center dan juga untuk yang terkait dengan telekomunikasi," ujar Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Dalam rangkaian pertemuan bilateral yang dihadiri Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, sektor pertanian juga menjadi primadona.

Negara-negara Afrika seperti Ethiopia dan Angola secara spesifik ingin meningkatkan kerja sama agrikultur dengan Indonesia.

Investor Indonesia diketahui sudah lebih dulu masuk ke Ethiopia dengan 5-6 perusahaan beroperasi di sana.

Kini, negara-negara tersebut meminta dukungan teknis dari Indonesia, terutama untuk pengembangan komoditas kopi, kakao, dan produk turunan kelapa sawit.

"Tadi kami sampaikan bahwa nanti Menteri terkait kami akan sampaikan kepada Bapak Presiden untuk bisa berkunjung lebih dulu agar bisa memperdalam keinginan kerja sama berbagai negara," tambah Airlangga.

Airlangga menegaskan berbagai komitmen bisnis ini membuktikan KTT G20 bukan sekadar forum diskusi, melainkan ajang efektif memperluas jejaring ekonomi dan menarik modal asing demi pertumbuhan domestik.