periskop.id - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mengusulkan pembentukan dialog economic intelligence dalam forum G20. Proposisi ini diajukan untuk mengelola risiko sekaligus peluang yang muncul dari perkembangan pesat aset digital, termasuk mata uang kripto dan token.

"Oleh karena itu, Indonesia mengusulkan agar G20 memulai dialog tentang economic intelligence," kata Wapres Gibran saat berpidato di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Johannesburg, Afrika Selatan, Sabtu (22/11).

Gibran menjelaskan perlunya inisiatif ini karena teknologi terus berkembang tanpa batas. Ia menyebut aset kripto, token digital, termasuk Bitcoin, dapat menciptakan peluang besar sekaligus risiko baru.

Usulan ini dibawakan Gibran dalam sesi KTT G20 yang membahas isu ekonomi berkelanjutan.

Wapres mengingatkan forum G20 harus lebih ambisius. Forum perlu mengupayakan adaptasi, mitigasi, dan transisi global yang adil dan setara.

Terkait pembiayaan, Gibran menilai dunia membutuhkan solusi yang mudah diakses, terprediksi, dan setara bagi negara berkembang.

Solusi yang ditawarkan meliputi keringanan utang, pembiayaan inovatif, pembiayaan campuran, dan mekanisme transisi hijau.

Sebelumnya, Gibran juga mempromosikan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard). Ia menyebut QRIS sebagai contoh solusi digital sederhana yang mampu mendorong inklusi keuangan dan meminimalkan ketimpangan di Indonesia.

Untuk mendukung transisi hijau, Indonesia telah mengalokasikan lebih dari separuh anggaran iklim nasionalnya. Anggaran tersebut mencapai 2,5 miliar dolar AS per tahun.

Dana tersebut dikhususkan untuk mendukung UMKM hijau, asuransi pertanian, dan pengembangan infrastruktur berketahanan iklim.

KTT G20 kali ini fokus pada isu keuangan berkelanjutan, peran perdagangan dalam pembangunan, dan masalah utang di negara-negara berkembang.