periskop.id - Dua kontainer alas kaki yang terkontaminasi Cs-137 (Cesium-137) dan sempat diekspor ke Amerika Serikat (AS) akan segera dimusnahkan. Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Publik Satgas C-137, Bara Krishna Hasibuan mengatakan, pemerintah dan pihak produsen telah mencapai kesepakatan untuk pemusnahan kedua kontainer tersebut.
"Terkait temuan kontaminasi Cs-137 pada dua kontainer alas kaki yang dikembalikan dari AS, Satgas telah berkoordinasi dengan pihak produsen dan sepakat untuk memusnahkan produk tersebut," kata Bara dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (24/11).
Menurut Bara, langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani dampak kontaminasi Cs-137 di Indonesia. Namun, Bara tidak merinci metode yang akan digunakan dalam pemusnahan kontainer tersebut. Ia hanya menyampaikan bahwa rincian pelaksanaannya akan disampaikan lebih lanjut.
"Nanti kami akan memberikan rincian informasi mengenai rencana pemusnahannya," tambah Bara.
Sebelumnya, Satgas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 mengungkap adanya kontaminasi pada produk alas kaki yang diekspor ke AS. Kedua kontainer yang diduga terpapar Cs-137 itu telah dikembalikan ke Indonesia setelah terdeteksi oleh otoritas di negara tujuan.
Berdasarkan hasil penelusuran, perusahaan tersebut berlokasi di luar kawasan industri Cikande, namun berada dalam radius sekitar lima kilometer dari sumber kontaminasi Cs-137. Yakni fasilitas PT Peter Metal Technology (PMT).
Sebagai lamngkah antisipasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai Certifying Entity (CE) telah melakukan pemindaian terhadap 920 kontainer produk udang yang akan diekspor ke Amerika Serikat. Dari jumlah tersebut, terdapat sebanyak 121 kontainer sudah dalam perjalanan menuju AS. Sementara 262 kontainer lainnya dinyatakan siap diberangkatkan.
"Terdapat 262 kontainer yang saat ini sudah siap untuk diberangkatkan ke AS," kata Bara.
Terkait upaya pencegahan masuknya barang yang terkontaminasi Cs-137, Bara menjelaskan pihaknya telah melakukan berbagai koordinasi dengan otoritas pelabuhan maupun instansi di tingkat pusat.
Ia menyebut pada 14 November 2025, otoritas Pelabuhan Tanjung Priok berhasil menghentikan delapan kontainer berisi zinc powder yang terindikasi mengandung Cs-137. Setelah ditelusuri, kontainer-kontainer tersebut diketahui berasal dari Angola dan saat ini masih ditahan sambil menunggu proses administrasi untuk dapat dire-ekspor.
Tinggalkan Komentar
Komentar