periskop.id - Momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) kembali menjadi katalis penting bagi konsumsi rumah tangga. Libur panjang dan tambahan pendapatan berupa bonus akhir tahun bagi sebagian pekerja diyakini akan mendorong lonjakan permintaan, terutama untuk barang-barang terkait liburan dan perayaan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal III 2025 tumbuh 4,89% secara tahunan, dengan sektor transportasi, komunikasi, restoran, dan akomodasi sebagai kontributor utama. Konsumsi rumah tangga sendiri menyumbang lebih dari 53% terhadap PDB, sehingga menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,04% pada periode tersebut.
Pengamat ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda menilai, momen Nataru selalu membawa efek berganda bagi perekonomian. Selain meningkatkan transaksi ritel, Nataru juga mendorong mobilitas masyarakat, terutama kelas menengah untuk menikmati liburan. Ditambah dengan bantuan sosial bagi masyarakat berpenghasilan rendah, daya beli pun tetap terjaga di semua lapisan.
Fenomena ini, lanjut Nailul, terlihat jelas di berbagai pusat perbelanjaan, terminal transportasi, dan destinasi wisata yang mulai ramai menjelang akhir tahun. Liburan panjang mendorong lonjakan minat berwisata, sementara sektor akomodasi dan transportasi menikmati peningkatan pemesanan. Aktivitas ini tidak hanya menggerakkan konsumsi, tetapi juga menciptakan efek ekonomi berganda pada sektor jasa dan usaha mikro.
"Kedua sektor tersebut saya rasa yang akan mendapatkan manfaat optimal dari adanya momen dan stimulus nataru. Dengan hari libur yang panjang dan tambahan pendapatan, maka keinginan untuk berlibur akan tinggi," ucap Nailul kepada periskop, Senin (1/12).
Ia menambahkan bahwa konsumsi kelompok menengah juga mendapat dorongan tambahan pada periode ini.
"Konsumsi kelas menengah bisa didorong melalui konsumsi leisure seperti liburan dan sebagainya. Ditambah saya rasa stimulus bansos untuk masyarakat kelas menengah ke bawah cukup membantu meningkatkan daya beli," lanjut dia.
Lebih jauh, Nailul menyampaikan bahwa secara siklus tahunan, Nataru menjadi momentum strategis untuk menjaga konsumsi tetap tinggi dan mengungkit pertumbuhan ekonomi.
"Kecuali ada guncangan eksternal yang tidak terduga, pola ini selalu mencerminkan kenaikan permintaan di akhir tahun," tuturnya.
Dengan kombinasi libur panjang, bonus akhir tahun, dan stimulus sosial, momen Nataru 2025 diperkirakan memberi dorongan signifikan bagi sektor ritel, transportasi, dan akomodasi. Tren ini sekaligus memperkuat posisi konsumsi rumah tangga sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional hingga awal tahun depan.
Tinggalkan Komentar
Komentar