periskop.id - Harga emas dunia diperkirakan masih berpotensi menguat pada pekan ini hingga akhir tahun 2025, didorong kombinasi ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) serta meningkatnya ketegangan geopolitik global. Pada penutupan Sabtu pagi, harga emas dunia berada di kisaran US$4.196 per troy ounce setelah sempat menguat ke level lebih tinggi sebelum terkoreksi.

Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menjelaskan, emas sempat menyentuh area US$4.259 per troy ounce sebelum turun kembali ke US$4.196. Ia memperkirakan support terdekat berada di US$4.126, dengan support kedua di sekitar US$4.050 per troy ounce.

Sementara untuk potensi kenaikan awal pekan, resistance pertama diperkirakan muncul di level US$4.271, dan resistance lanjutan berada di US$4.328 per troy ounce.

“Kalau saya lihat, resistance pertama itu di US$4.271 dan itu kemungkinan terjadi di hari Senin. Kemudian sampai Jumat atau Sabtu pagi, emas dunia berpeluang menguji resistance kedua di US$4.328,” ujarnya, dikutip Senin (8/12).

Ia menambahkan, pergerakan emas masih dipengaruhi dinamika politik Amerika Serikat, terutama spekulasi mengenai pergantian kepemimpinan The Fed. Menurutnya, meningkatnya peluang Kevin Hassett, penasihat ekonomi Gedung Putih untuk menggantikan Jerome Powell pada 2026, kembali menimbulkan ketidakpastian mengenai independensi bank sentral AS.

Selain itu, pelaku pasar kini menunggu arah kebijakan suku bunga The Fed di Desember. Konsensus ekonom menunjukkan kecenderungan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, namun investor lebih fokus pada proyeksi penurunan lanjutan sepanjang 2026. Hal ini turut menjadi salah satu pendorong penguatan harga emas.

Situasi geopolitik global juga disebut menciptakan permintaan tambahan terhadap aset safe haven. Ketegangan antara Rusia dan Ukraina meningkat setelah serangan terbaru ke Kiev, sementara Eropa belum mencapai kesepakatan mengenai penanggulangan eskalasi konflik. Di Asia Timur, aktivitas militer Tiongkok di sekitar Taiwan turut menambah kecemasan pasar. Kondisi serupa terlihat di Amerika Latin terkait potensi intervensi AS di Venezuela.

“Ketegangan-ketegangan inilah yang membuat saya masih optimis bahwa harga emas dunia sampai akhir tahun akan kembali mengalami penguatan,” kata dia.

Ibrahim memperkirakan, harga emas dunia dapat mencapai US$4.400 per troy ounce pada akhir Desember 2025, dengan harga logam mulia domestik diproyeksikan kembali ke level sekitar Rp4.550.000.

“Kalau saya lihat, sampai akhir tahun kemungkinan besar benar di US$4.400. Untuk logam mulia sendiri kemungkinan besar berada di level-level Rp4.550.000,” ujarnya.