Periskop.id - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero menyiagakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) bergerak, untuk mendukung perjalanan selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
"Selain SPKLU tetap, PLN juga menyiagakan SPKLU bergerak (mobile charging unit) untuk mengantisipasi kondisi darurat di jalan tol atau jalur wisata," kata Direktur Retail dan Niaga PLN Adi Priyanto saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (4/11).
Layanan darurat ini dapat diakses melalui call center PLN Mobile yang akan membantu pengguna kendaraan Listrik, jika mengalami kendala di perjalanan. "Kami sudah menyiapkan titik-titik khusus untuk melayani keadaan darurat di jalan tol. Tapi kami juga mengimbau agar pengguna kendaraan listrik tetap merencanakan perjalanan dengan baik agar tidak kehabisan daya di tengah jalan," jelasnya.
Adi menyampaikan, hingga saat ini jumlah kendaraan listrik roda empat di Indonesia telah mencapai sekitar 98.000 unit. Angka tersebut diperkirakan meningkat menjadi 130.000 unit pada tahun 2026, seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap kendaraan berbasis baterai.
Kenaikan jumlah kendaraan listrik itu, hartus diikuti dengan percepatan pembangunan SPKLU. Hingga akhir tahun ini, PLN telah mengoperasikan lebih dari 4.400 unit SPKLU, termasuk SPKLU ke-4.401 yang baru saja diresmikan di Rest Area KM 10.6 Jagorawi, Cibubur.
Jumlah tersebut akan terus bertambah menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. "Kami sudah menghitung rasio kebutuhan SPKLU terhadap jumlah kendaraan listrik sejak Lebaran 2022," ucap Adi.
Dia meyakini, dengan jumlah yang ada sekarang, potensi antrean panjang sudah bisa dihindari karena hampir semua rest area utama di Indonesia sudah memiliki SPKLU.
Adi juga membuka peluang kerja sama dengan pihak swasta untuk mempercepat penyediaan SPKLU di berbagai daerah. Kolaborasi antara PLN dan pelaku usaha, akan memperluas akses pengisian daya dan mendukung ekosistem kendaraan listrik nasional.
"Kami mengimbau swasta juga bisa ikut mendirikan SPKLU. PLN siap memfasilitasi perizinan dan koneksi jaringan listriknya agar masyarakat semakin mudah mendapatkan akses pengisian daya," ujarnya.
Dia menjelaskan, upaya PLN menambah SPKLU tidak hanya bertujuan memudahkan masyarakat, tetapi juga mendukung program pemerintah dalam percepatan transisi energi dan pengurangan emisi karbon menuju target Net Zero Emission (NZE) 2060.
"Kami ingin memastikan masyarakat bisa bepergian dengan nyaman menggunakan kendaraan listrik, sekaligus berkontribusi pada pengurangan emisi dan keberlanjutan energi bersih di Indonesia," tuturnya.
Dengan berbagai kesiapan tersebut, PLN optimistis libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, akan menjadi momentum penting dalam menunjukkan kesiapan ekosistem kendaraan listrik nasional yang semakin maju dan ramah lingkungan.
4500 SPKLU
Asal tahu saja, khusus untuk Nataru, PLN menyiapkan sekitar 4.500 SPKLU di berbagai wilayah strategis, menjelang masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. "Kami sudah menyiapkan 4.500 SPKLU yang tersebar di seluruh Indonesia untuk kesiapan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik," kata Adi.
Adi menyebut, langkah ini dilakukan agar masyarakat pengguna mobil listrik dapat melakukan perjalanan jarak jauh dengan aman dan nyaman, tanpa khawatir kehabisan daya di tengah perjalanan. Selain itu, penambahan SPKLU juga merupakan bagian dari dukungan terhadap percepatan transisi energi bersih nasional.
"Lokasinya kami prioritaskan di rest area, pelabuhan, bandara, serta kawasan wisata. Tujuannya agar pengguna mobil listrik tidak mengalami kesulitan mencari SPKLU terdekat," ujar Adi.
Menurut Adi, PLN tidak hanya menambah jumlah SPKLU, tetapi juga melengkapi layanan dengan teknologi digital melalui aplikasi PLN Mobile. Aplikasi ini kini memiliki fitur untuk melihat lokasi SPKLU terdekat, mengetahui status ketersediaannya kosong atau penuh, hingga melakukan transaksi pengisian secara langsung melalui ponsel.
"PLN Mobile memungkinkan pengguna kendaraan listrik untuk merencanakan perjalanan, termasuk menentukan di kilometer berapa akan mengisi daya. Dengan begitu, perjalanan dapat direncanakan lebih efisien dan tidak khawatir kehabisan daya di jalan," jelas Adi.
Dengan dukungan infrastruktur tersebut, PLN menargetkan perjalanan libur akhir tahun 2025-2026 berjalan lancar bagi seluruh pengguna kendaraan listrik. PLN juga menyiagakan petugas teknis di berbagai lokasi SPKLU agar pelayanan pengisian daya tetap optimal selama masa puncak mobilitas masyarakat.
Tarif Pengisian
Untuk tarif pengisian, PLN memberlakukan harga sebesar Rp2.466 per kilowatt hour (kWh) untuk penggunaan umum. Tarif tersebut disesuaikan dengan kapasitas charger dan kemampuan baterai masing-masing kendaraan.
"Tidak semua mobil listrik bisa menerima daya besar. Tapi untuk kendaraan berkapasitas tinggi itu dengan baterai 100 kWh dan kapasitas pengisian 200 kW, waktu pengisian dari 20 persen hingga penuh hanya butuh kurang dari setengah jam," imbuhnya.
Dengan tarif yang terjangkau dan waktu pengisian yang semakin singkat, PLN berharap masyarakat makin percaya diri menggunakan kendaraan listrik untuk perjalanan jarak jauh. PLN sendiri menghadirkan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Center pertama di Jakarta sebagai komitmen mendukung transisi energi bersih 2026.
Dua SPKLU Center tersebut berlokasi di Rest Area KM 10.6 Jagorawi dan Kantor PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya, Gambir, Jakarta Pusat. SPKLU Center di Jagorawi dibangun melalui kemitraan antara PLN dan High Volt Technologi (HVT) dengan total enam unit charger berkapasitas Ultra Fast Charging 2x60 kW, 2x120 kW, dan 2x200 kW.
Fasilitas ini beroperasi 24 jam dengan area istirahat yang nyaman bagi pengemudi kendaraan listrik serta dilengkapi berbagai layanan penunjang. Sementara SPKLU Center di Kantor PLN UID Jakarta Raya, Gambir, dilengkapi tujuh unit charger dengan komposisi Fast Charging (2x22 kW, 2x43 kW) dan Ultra Fast Charging (2x50 kW, 1x62,5 kW, 2x200 kW).
Tinggalkan Komentar
Komentar