periskop.id - PT PLN (Persero) berencana menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW) yang 76%-nya akan berbasis energi terbarukan dan storage. Hal tersebut tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. 

“Dalam rencana tersebut, sepuluh tahun ke depan Indonesia menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW), dengan sekitar 76% di antaranya berbasis energi terbarukan dan storage,” ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan resmi PLN, dikutip Sabtu (15/11).

Darmawan menjelaskan, RUPTL baru ini dirilis setelah arahan dari Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Energi Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia.

Ia menilai RUPTL berfungsi sebagai peta jalan strategis bagi PLN dalam mempercepat transisi energi bersih menuju Net Zero Emissions (NZE) 2060 atau bahkan lebih cepat.

Pelaksanaan rencana ambisius ini tidak hanya bertujuan memastikan pasokan listrik yang andal.

RUPTL juga mendorong terciptanya lapangan kerja hijau, memperluas akses listrik ke daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Selain itu, program ini juga memperkuat ketahanan energi nasional.

Menurutnya, dengan memprioritaskan energi terbarukan, PLN berkomitmen menjadikan sistem kelistrikan nasional lebih bersih, inklusif, dan berkelanjutan.

“Kami optimistis melalui kerja sama erat dengan seluruh pemangku kepentingan, target-target transisi energi yang ambisius dapat tercapai secara nyata dan tepat waktu," tutup Darmawan.