periskop.id - Rumah Anggota DPR RI Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio di Jalan Karang Asem 1, Kuningan, Jakarta Selatan, dijarah massa pada Sabtu malam, 30 Agustus. Aksi tersebut memicu penjagaan ketat dari aparat gabungan TNI dan Polri demi menciptakan suasana kondusif. 

“Ada penjagaan dari TNI dan Polri,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly melansir Antara, Minggu (31/8) pagi.

Nicolas menjelaskan bahwa saat kejadian, jumlah personel keamanan yang dikerahkan tidak sebanding dengan banyaknya massa yang datang. 

“Jumlah massa yang sangat banyak datang ke TKP, silih berganti dalam tiga gelombang melakukan perusakan dan penjarahan,” ujarnya. 

Kerusakan di rumah Eko cukup parah. Lantai dipenuhi serpihan kaca dari pintu dan jendela yang pecah akibat lemparan benda keras. Sejumlah barang rumah tangga seperti pakaian, perabot, dan elektronik tampak berserakan. Beberapa orang bahkan terlihat membawa kursi, koper, speaker studio, hingga kasur keluar dari rumah tersebut.

Petugas keamanan dan aparat berseragam loreng yang berjaga di lokasi tampak kewalahan menghadapi gelombang massa yang terus berdatangan. 

Mereka tidak mampu mencegah penjarahan yang berlangsung cepat dan masif. Sebagian besar warga yang datang mengaku mengetahui lokasi dan aksi tersebut dari video siaran langsung dan unggahan media sosial.

Aksi penjarahan ini terjadi hanya beberapa jam setelah Eko Patrio menjadi sorotan publik karena unggahan video parodi di akun TikTok pribadinya @ekopatriosuper. 

Dalam video tersebut, Eko berperan sebagai disc jockey dengan musik “horeg” yang dinilai tidak peka terhadap situasi sosial yang sedang genting.

Video itu menuai kritik tajam dari warganet. Banyak yang menilai Eko tidak menunjukkan empati terhadap kondisi masyarakat. 

Merespons kecaman tersebut, Eko menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya pada Sabtu malam.

Belum diketahui apakah insiden penjarahan tersebut berkaitan langsung dengan kontroversi video parodi yang diunggah Eko. Namun, kecepatan penyebaran informasi di media sosial tampaknya berperan besar dalam memobilisasi massa ke lokasi rumahnya.

Penjagaan di sekitar rumah Eko masih berlangsung dengan pengawasan ketat dari aparat gabungan. Warga sekitar berharap situasi segera kembali normal dan tidak terjadi aksi lanjutan. Pihak kepolisian juga tengah menyelidiki pelaku penjarahan dan pola pergerakan massa yang terlibat.