Periskop.id - Polres Tangerang Selatan bersama Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, menyataakan telah menangkap beberapa pelaku penjarahan rumah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang berada di kawasan Bintaro.
"Sudah kita amankan beberapa pelaku. Dudah kita tetapkan sebagai tersangka dan sudah dilakukan penahanan,” kata Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel) AKBP Victor Inkiriwang di Jakarta, Rabu (3/9).
Ia mengatakan, penyidik sedang melakukan pendalaman dan perkembangan selanjutnya akan disampaikan kepada publik. Polres Tangsel bersama Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya sudah bergerak menyelidiki kasus penjarahan rumah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan statusnya sudah naik ke tahap penyidikan.
"Benar Satreskrim Polres Tangsel sudah menangani perkara tersebut bersama Ditreskrimum Polda Metro Jaya," tuturnya.
Sebelumnya, rumah yang disebut-sebut sebagai kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jalan Mandar, Bintaro Sektor 3A, Tangerang Selatan, dijarah oleh orang-orang tak dikenal pada Minggu (31/8) dini hari.
Berdasarkan kesaksian sejumlah warga, penjarahan itu berlangsung dalam dua gelombang. "Gelombang pertama sekitar jam 1 (dini hari), gelombang kedua terjadi sekitar jam 3 (dini hari)," kata Joko Sutrisno, staf pengamanan di rumah tersebut.
Rumah itu terletak persis di ujung jalan dan kini dijaga ketat oleh personel Kepolisian dan TNI dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Dari keterangan Joko dan warga lain, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa di rumah itu. Pun tak ada kendaraan roda empat yang dirusak karena memang sedang tidak ada di sana.
Menurut para saksi mata, penjarahan gelombang kedua adalah yang paling mengerikan karena melibatkan ratusan orang, bahkan mungkin seribuan orang.
"Saya hanya bisa menyaksikan dari balik tirai rumah saya saja, tak berani keluar, karena banyak sekali orang-orang yang datang," kata seorang tetangga yang meminta namanya tak disebutkan.
Dia dan juga Joko serta Renzi memberikan keterangan yang sama, para pelaku masih sangat muda. "(Usia) Paling tua mungkin 25 tahun, kebanyakan masih remaja," kata Ali, yang dibenarkan Jayadi.
Permohonan Marat
Usai kejadian tersebut, Sri Mulyani pun menyampaikan permohonan maaf dan menyatakan akan mengevaluasi untuk perbaikan usai kediamannya dijarah orang tak dikenal, Minggu (31/8).
“Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus,” kata Sri Mulyani dalam Instagram @smindrawati di Jakarta, Senin.
Dia mengaku memahami bahwa membangun Indonesia merupakan perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya, sebagaimana yang dilalui oleh para pendahulu bangsa.
Politik pun diamini sebagai perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, namun tetap dengan etika dan moralitas yang luhur.
“Sebagai pejabat negara saya disumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan semua UU. Ini bukan ranah atau selera pribadi. UU disusun melibatkan Pemerintah, DPR, DPD, dan partisipasi masyarakat secara terbuka dan transparan,” lanjutnya.
Ia juga mengenang lukisan bunga yang dilukisnya 17 tahun lalu, yang menjadi sasaran penjarahan rumah pribadinya, Minggu (31/8) dini hari. Sri Mulyani menuturkan, lukisan itu mempunyai makna personal yang cukup besar, yang merupakan hasil dan simbol perenungan serta kontemplasi dirinya.
Selayaknya rumah tempat anak-anaknya tumbuh dan bermain, lanjut dia, lukisan itu sangat pribadi dan menyimpan kenangan yang tak ternilai harganya. Sementara si penjarah yang tertangkap kamera dan sempat diwawancara oleh wartawan, terlihat ringan membawa lukisan itu keluar dari rumah pribadinya.
“Lukisan bunga itu telah raib lenyap seperti lenyapnya rasa aman, rasa kepastian hukum, dan rasa perikemanusiaan yang adil dan beradab di bumi Indonesia,” ujarnya.
Tinggalkan Komentar
Komentar