periskop.id - Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa keberangkatan Presiden Prabowo Subianto ke Beijing, China, pada Selasa (2/9) malam merupakan respons langsung atas permintaan khusus yang sangat kuat dari pemerintah Tiongkok. 

Ia menjelaskan, kunjungan ini dilakukan untuk memenuhi harapan Tiongkok agar Presiden dapat menghadiri perayaan penting negara tersebut demi menjaga hubungan bilateral yang baik.

"Ada permohonan yang sangat dari pemerintah Tiongkok untuk dapatnya Bapak Presiden Prabowo Subianto menghadiri, paling tidak di satu hari di acara peringatan 80 tahun dan di acara parade militer pemerintah Tiongkok," kata Prasetyo dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Selasa (2/9) malam.

Prasetyo menjelaskan, undangan dari Presiden Xi Jinping tersebut sesungguhnya mengharapkan kehadiran Presiden Prabowo sejak 31 Agustus lalu. 

Namun, perjalanan itu sempat tertunda karena adanya dinamika situasi di dalam negeri yang memerlukan perhatian penuh dari kepala negara.

Meskipun jadwal awal telah terlewat, pemerintah Tiongkok tetap mengharapkan kehadiran pemimpin Indonesia. Keputusan untuk berangkat akhirnya diambil setelah Presiden Prabowo memonitor dan memastikan kondisi di tanah air telah kembali pulih sepenuhnya.

"Demi menjaga hubungan baik dengan pemerintah Tiongkok, Bapak Presiden memutuskan untuk beliau berangkat malam ini dan keesokan malam beliau sudah akan kembali ke tanah air," tegas Prasetyo, menggarisbawahi singkatnya durasi kunjungan tersebut.

Selain menghadiri acara seremonial, kunjungan singkat ini juga diharapkan dapat menjadi momentum untuk pembicaraan strategis. 

Selama di Beijing, Presiden Prabowo dijadwalkan akan bertemu dengan para pemimpin dunia, terutama Presiden Xi Jinping, untuk membahas isu-isu yang membawa kebaikan bagi hubungan kedua negara.