periskop.id - Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa Generasi Z membawa perubahan signifikan dalam pembagian pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak. Meskipun kesetaraan penuh belum tercapai, ayah Gen Z menunjukkan keterlibatan yang jauh lebih besar dibandingkan ayah dari generasi sebelumnya. 

Menurut survei yang dilakukan oleh BabyCenter terhadap lebih dari 400 ibu Gen Z dan milenial, orang tua Gen Z menjalani kehidupan rumah tangga dengan tingkat kesetaraan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ayah muda Gen Z dilaporkan dua kali lebih sering membantu pekerjaan rumah dan pengasuhan anak dibanding ayah milenial.

Keterlibatan ini mencakup tugas-tugas yang sering dianggap sulit atau dihindari, seperti membuat janji ke dokter anak, merencanakan menu, berbelanja kebutuhan rumah tangga, dan bersih-bersih. Bahkan, dalam hal belanja kebutuhan khusus anak, seperti baju, mainan, dan perlengkapan, ayah Gen Z tiga kali lebih sering melakukannya.

Data survei juga menunjukkan bahwa ayah Gen Z tiga kali lebih sering mengganti popok anak, sementara hanya 2% ibu milenial yang mengatakan pasangannya membantu tugas tersebut.

Beban Terbesar Masih di Pundak Ibu

Meski ada kemajuan, survei ini juga menemukan bahwa pembagian tugas 50:50 masih jauh dari kenyataan. Hanya 25% ibu Gen Z yang merasa pasangan mereka rutin membantu mengganti popok, dan sembilan dari sepuluh ibu mengatakan tugas mengurus pakaian anak sepenuhnya menjadi tanggung jawab mereka.

Allison Daminger, seorang asisten profesor sosiologi di University of Wisconsin-Madison, menjelaskan bahwa ketimpangan ini disebabkan oleh ekspektasi budaya terhadap ibu yang tidak dibebankan pada ayah.

“Yang saya dengar dari para ibu yang saya wawancara adalah, ‘Kalau anak saya ke sekolah dengan pakaian tidak serasi, saya yang akan dinilai sebagai ibu yang lalai, bukan suami saya,’” jelas Daminger, seperti dilansir oleh Your Tango, 7 November 2024.

Meskipun demikian, peran yang diambil oleh orang tua Gen Z menunjukkan adanya perubahan nyata ke arah yang lebih setara, dan langkah ini bisa menjadi fondasi penting untuk masa depan yang lebih adil dalam pembagian peran di rumah tangga.