Periskop.id - Tahun 2025 menjadi saksi bagi pergeseran politik global dengan lengsernya beberapa pemimpin dunia yang lengser dari jabatannya. Mulai dari tekanan publik, kekalahan politik, hingga mosi tidak percaya di parlemen, setiap kasus mencerminkan dinamika unik yang terjadi di negaranya masing-masing. Berikut adalah rangkuman dari berbagai sumber mengenai alasan di balik pengunduran diri para pemimpin tersebut.

Serbia: Protes Warga Picu Lengsernya Miloš Vučević

Pada 28 Januari 2025, Perdana Menteri Miloš Vučević dari Serbia secara resmi mengundurkan diri. Keputusan ini diambil setelah gelombang protes besar-besaran yang dipicu oleh insiden tragis. Keruntuhan atap di sebuah stasiun kereta di Novi Sad menewaskan 15 orang, memicu kemarahan publik. Akibatnya, parlemen diberikan tenggat waktu 30 hari untuk membentuk pemerintahan baru atau menggelar pemilihan umum.

Mongolia: Krisis Kepercayaan Jatuhkan Luvsannamsrain Oyun-Erdene

Tiga bulan kemudian, pada 3 Juni 2025, giliran Perdana Menteri Mongolia Luvsannamsrain Oyun-Erdene yang melepaskan jabatannya. Ia kalah dalam mosi tidak percaya di parlemen setelah serangkaian protes publik. Protes ini tidak hanya dipicu oleh tuduhan korupsi, tetapi juga oleh gaya hidup putranya yang dianggap berlebihan. Akumulasi dari isu-isu tersebut menyebabkan krisis kepercayaan yang tidak dapat dihindari oleh pemerintahannya.

Jepang: Shigeru Ishiba Mundur Akibat Kekalahan Partai

Di Jepang, Perdana Menteri Shigeru Ishiba mundur pada 7 September 2025, setelah partainya mengalami kekalahan telak dalam pemilihan umum. Kekalahan ini dianggap sebagai pukulan berat bagi partainya yang sudah terpecah-belah. Tuntutan untuk bertanggung jawab atas hasil yang buruk tersebut akhirnya memaksa Ishiba untuk mengundurkan diri dari kursi perdana menteri.

Prancis: Mosi Tidak Percaya Jatuhkan François Bayrou

Keesokan harinya, pada 8 September 2025, Perdana Menteri Prancis François Bayrou dijatuhkan oleh parlemen melalui mosi tidak percaya. Situasi politik di negara itu tegang, diperburuk oleh krisis ekonomi yang menyebabkan ketidakstabilan. Mosi tidak percaya menjadi puncak dari tekanan politik yang tidak dapat lagi dipertahankan oleh Bayrou.

Nepal: Demo Gen Z dan Korupsi Memaksa K.P. Sharma Oli Turun

Pada 9 September 2025, Perdana Menteri Nepal K.P. Sharma Oli mengundurkan diri di tengah demonstrasi besar-besaran yang dipimpin oleh generasi muda. Para pengunjuk rasa, yang didominasi oleh Generasi Z, mengecam praktik korupsi dan pemblokiran media sosial yang diterapkan oleh pemerintah. Bentrokan dengan para demonstran dan tekanan politik yang meningkat akhirnya memaksa Oli untuk melepaskan jabatannya.