Periskop.id - Pakar ilmu pemerintahan Achmad Baidowi menilai, tidak ada kewajiban bagi Erick Thohir untuk mundur dari jabatan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), sekalipun kini menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
“Dalam perspektif hukum tata pemerintahan tidak ada larangan bagi Menpora sekaligus menjadi Ketum PSSI,” kata Achmad Baidowi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (18/9).
Ia menjelaskan, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan menugaskan pemerintah pusat melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga melalui kebijakan, pendidikan, pelatihan, hingga evaluasi. Ketentuan itu berlaku secara proporsional untuk semua cabang olahraga.
Dengan demikian, kata dia, Menpora memang memiliki tugas mengayomi seluruh cabang olahraga tanpa terkecuali, termasuk di dalamnya adalah sepak bola yang saat ini dipimpin Erick Thohir melalui PSSI.
Baidowi juga menegaskan, statuta FIFA maupun statuta PSSI tidak melarang rangkap jabatan antara ketua umum federasi sepak bola dengan pejabat pemerintah. Menurut dia, aturan hanya menekankan larangan konflik kepentingan.
“Dalam statuta PSSI syarat ketua umum mencakup warga negara Indonesia, pengalaman mengelola sepak bola, pengetahuan tata kelola dan hukum sepak bola, pengalaman di posisi strategis pemerintahan atau swasta, serta keselarasan dengan program PSSI, FIFA, dan AFC,” ujarnya.
Ia menilai, kekhawatiran sebagian pihak mengenai intervensi pemerintah dalam sepak bola nasional tidak relevan. Selama ini, Erick Thohir yang sebelumnya menjabat Menteri BUMN justru memperlihatkan dukungan nyata pemerintah terhadap pengembangan sepak bola Indonesia.
Sebagai bukti, Baidowi menyinggung pernyataan Presiden FIFA Gianni Infantino yang memberikan ucapan selamat dan dukungan kepada Erick Thohir ketika terpilih sebagai Ketua Umum PSSI.
"Ucapan selamat saya yang tulus kepada Erick Thohir terkait penunjukannya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia yang baru," tulis Infantino di akun Instagram pribadinya.
Dia memuji kinerja Erick sebagai Ketua Umum PSSI, menyebutnya telah melakukan "pekerjaan yang luar biasa. Infantino juga optimistis, Erick akan membawa kepemimpinan dan visi yang kuat dalam peran barunya, serta mendorong perkembangan olahraga, khususnya sepakbola, di kalangan generasi muda Indonesia.
Ucapan ini, bagi Achmad Baidowi, menandakan tidak ada masalah dengan rangkap jabatan selama tidak terjadi konflik kepentingan. “Yang penting syaratnya satu, tidak boleh ada konflik kepentingan. Jika itu terpenuhi, maka rangkap jabatan tidak menjadi persoalan,” ujar Baidowi.
Atas dasar itu, ia menegaskan, dalam perspektif hukum tata pemerintahan, tidak ada larangan bagi Erick Thohir untuk menjalankan tugas sebagai Menpora sekaligus Ketua Umum PSSI, terutama demi keberlanjutan pembinaan sepak bola nasional.
Selain Sepakbola
Sementar itu, Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga RI (2023-2025) Dito Ariotedjo berharap, agar cabang-cabang olahraga selain sepak bola mendapatkan perhatian tinggi dari menteri baru Erick Thohir.
"Titipan saya, walaupun Pak Erick Ketua Umum PSSI, semoga olahraga lainnya diperhatikan lebih tinggi lagi," kata Dito Ariotedjo dalam acara Serah Terima Jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga RI di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan, cabang olahraga sepak bola yang diurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam kepemimpinan Erick Thohir sudah berkembang pesat. "Kalau PSSI sudah top markotop. Ini tinggal garis tangan lolos Piala Dunia, itu bukti kesuksesan Pak Erick," serunya.
Namun, Dito berharap cabang-cabang olahraga lain juga mendapatkan perhatian yang tinggi dari Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga yang baru agar bisa berkembang pesat.
Dalam kesempatan itu, Dito juga menyampaikan permohonan maaf kepada semua komunitas, organisasi kepemudaan, federasi, termasuk KONI, KOI, NPC Indonesia, dan semua elemen, jika selama memimpin Kemenpora, dirinya tidak bisa memuaskan semua pihak.
Dia mengakui bahwa ada keterbatasan yang dialami, terutama dari sisi anggaran. Namun, upaya kreatif dilakukan sehingga ekosistem di Kemenpora saat ini baik dari sisi cabang olahraga dan kepemudaan sudah tertata dengan rapih.
Dito mengatakan, kebijakan yang dikeluarkan selama memimpin Kemenpora juga tidak terlepas dari kontroversi. Namun, dia meyakini bahwa Menpora baru sudah sangat memahami bahwa dalam mengurus atau mengubah sesuatu pasti ada pro dan kontra.
"Saya yakin di tangan Pak Erick yang sangat dingin dan juga jam terbang sangat tinggi, saya yakin olahraga Indonesia akan jauh semakin terbang tinggi di kancah dunia," katanya.
Hadir dalam acara itu, sejumlah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga seperti Adhyaksa Dault (2004-2009), Andi Alfian Mallarangen (2009-2012), Agung Laksono (2012-2013), Roy Suryo (2013-2014) dan Zainudin Amali (2019-2023).
Tinggalkan Komentar
Komentar