periskop.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan serangan tajam terhadap agenda transisi energi hijau global, dan menyebutnya sebagai sebuah "penipuan". 

Ia bahkan memperingatkan bahwa negara mana pun yang tidak segera meninggalkan agenda tersebut akan mengalami kegagalan.

Dalam pidatonya pada sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 PBB di New York, Selasa (23/9/2025), Trump menyuarakan skeptisismenya secara terbuka di hadapan para pemimpin dunia.

“Saya katakan, kalau kalian tidak segera keluar dari penipuan energi hijau ini, negara kalian akan gagal,” kata Trump.

Trump mendasarkan argumennya dengan menuding ramalan-ramalan terkait iklim di masa lalu sebagai prediksi yang gagal. Ia merujuk pada peringatan PBB pada 1989 tentang pemanasan global dan isu pendinginan global pada era 1920-an.

“Lalu mereka bilang pemanasan global yang akan menghancurkan dunia. Tapi kemudian suhu mulai menurun lagi. Jadi sekarang mereka menyebutnya 'perubahan iklim', karena dengan istilah itu, mereka tidak mungkin salah,” tambahnya.

Ia menyebut para pendorong isu perubahan iklim sebagai "orang-orang bodoh" yang membuat negara mereka kehilangan kekayaan dan kesempatan untuk sukses. Trump pun menyerukan agar istilah-istilah seperti "pemanasan global" atau "pendinginan global" tidak lagi digunakan.

“Dan saya tidak mengatakannya untuk menyombong, tapi memang benar. Saya memang benar soal semuanya,” tegasnya.

Pidato Trump sendiri melampaui batas waktu 15 menit yang ditetapkan PBB untuk setiap kepala negara. Ia berbicara selama lebih dari 50 menit dan tidak menghiraukan lampu merah yang berkedip sebagai pertanda waktu habis. Trump berbicara pada urutan kedua, setelah Presiden Brasil dan sebelum Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.