Periskop.id - Ekonomi Vietnam mencatat pertumbuhan yang kuat pada kuartal ketiga tahun 2025, meskipun negara tersebut dihadapkan pada penerapan tarif impor sebesar 20% oleh Amerika Serikat (AS) yang mulai berlaku sejak 7 Agustus. Tarif ini tercatat memperlambat laju ekspor Vietnam ke pasar utamanya, terutama pada produk alas kaki dan tekstil.

Menurut data pemerintah yang dirilis pada Senin (6/10) yang dilansir oleh Reuters, Produk Domestik Bruto (PDB) Vietnam tumbuh 8,23% pada periode Juli–September dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini naik tipis dari revisi kuartal kedua, yang mencapai 8,19%.

Percepatan pertumbuhan ini mendukung target ambisius pemerintah Vietnam untuk ekspansi 8,3%–8,5% tahun ini, namun tampak bertentangan dengan proyeksi lembaga internasional. Sebagai perbandingan, Bank Dunia (World Bank) memperkirakan PDB Vietnam tumbuh 6,6%, sementara Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan 6,5%.

Investasi Asing dan Turisme Jadi Penopang Utama

Pertumbuhan ekonomi yang impresif ini didorong oleh kuatnya investasi asing dan kenaikan ekspor secara keseluruhan, yang tetap meningkat pada kuartal ketiga dibandingkan setahun lalu, meski tarif AS mulai berlaku di awal Agustus.

Data-data penopang pertumbuhan menunjukkan sinyal positif:

  • Investasi Asing: Arus investasi asing naik 8,5% menjadi US$18,8 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun ini, mencetak angka tertinggi dalam lima tahun.
  • Produksi Industri: Produksi industri naik 9,1% dalam sembilan bulan pertama tahun ini dibandingkan setahun sebelumnya.
  • Pariwisata: Kunjungan wisatawan mancanegara melonjak 21,5% dibanding periode yang sama 2024, mencapai 15,4 juta orang.
  • Kredit dan Konsumsi: Lonjakan penyaluran kredit diperkirakan bank sentral akan naik 19%–20% tahun ini, sementara penjualan ritel meningkat 11,3%.

Total ekspor selama periode Juli–September naik 18,4% menjadi US$128,57 miliar, sementara impor melonjak 20,2% menjadi US$119,66 miliar, menghasilkan surplus perdagangan US$8,91 miliar, sebagaimana dilaporkan oleh badan statistik milik Vietnam.

Ekspor Alas Kaki dan Tekstil Tertekan AS

Meskipun PDB melaju, data bulanan menunjukkan adanya perlambatan yang spesifik, terutama akibat tarif AS.

  • Ekspor keseluruhan pada September turun 1,7% dari Agustus.
  • Pengiriman ke Amerika Serikat—yang merupakan pasar utama Vietnam—turun 1,4% dibandingkan Agustus, menandai penurunan bulanan kedua berturut-turut.

Di antara sektor industri yang ekspornya ke AS turun, sektor alas kaki paling terdampak, mencatat penurunan tajam 27% pada September dibanding Agustus, menurut data bea cukai. Vietnam diketahui menjadi basis produksi besar bagi perusahaan alas kaki multinasional seperti Nike, Adidas, dan Puma. Sektor tekstil dan garmen ke AS juga turun 20%.

Namun, kenaikan pengiriman komoditas lain seperti kopi, bahan kimia, dan beberapa produk elektronik berhasil menutup sebagian kerugian tersebut. Dibanding setahun sebelumnya, ekspor ke AS secara total masih menunjukkan kenaikan signifikan, yakni 38%.

Setelah data ekonomi dirilis, bursa saham Vietnam merespons positif dengan kenaikan 2% pada Senin. Sementara itu, harga konsumen pada September naik 3,38% dibanding setahun sebelumnya, masih di bawah target inflasi pemerintah 4,5%–5,0% tahun ini.