periskop.id - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, dalam momen yang tidak biasa di tengah rapat formal, mengungkap proses lobi alokasi bantuan sosial (bansos) dengan pimpinan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. 

Ia mengungkapkan bahwa dirinya sempat menantang Ketua Banggar Said Abdullah untuk meminta alokasi bansos minyak goreng dalam jumlah yang lebih besar, namun permintaan dari DPR lebih konservatif.

“Saya challenge, yaudah kenapa 2 (liter)? 5 liter saja sekalian. Jangan berani Pak Said rupanya,” ungkap Purbaya saat menyampaikan pidato pendapat akhir pemerintah dalam Sidang Paripurna DPR RI, Selasa (23/9).

Interaksi ini bermula dari pembahasan program bansos pemerintah yang akan memberikan 10 kg beras dan minyak goreng selama dua bulan. 

Purbaya membeberkan bahwa usulan awal pemerintah adalah 1 liter minyak goreng, yang kemudian diminta oleh Said Abdullah untuk dinaikkan menjadi 2 liter. Menanggapi permintaan tersebut, Purbaya justru menawarkan alokasi yang lebih besar.

“Jadi jangan salahkan saya. Pak Said bilang, kami gak berani, saya minta 2 (liter) saja. Yaudah saya kasih 2 (liter),” lanjut Menkeu, disambut suasana cair di ruang sidang paripurna.

Purbaya menegaskan, sikap proaktifnya dalam menawarkan penambahan bansos didasari oleh keinginannya untuk memanfaatkan anggaran yang berpotensi tidak terserap secara maksimal.

Menurutnya, lebih baik dana tersebut langsung dibagikan kepada masyarakat untuk mendorong daya beli dan menggerakkan ekonomi.

“Daripada nongkrong di sana di BI atau di [kas] pemerintah, saya bagikan ke masyarakat. 2 bulan itu baru percobaan Pak. Kalau masih kurang, kita tambah lagi,” tegasnya, mengisyaratkan bahwa program bansos ini bersifat fleksibel.

Ia pun mengapresiasi sikap kehati-hatian Banggar DPR yang dinilainya sebagai bentuk kontrol yang baik terhadap pemerintah agar tidak semena-mena dalam menggunakan anggaran. 

Purbaya berharap Banggar terus aktif memonitor penyerapan anggaran dan memberikan masukan kepada pemerintah.