Periskop.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) fokus pada percepatan realisasi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dengan agenda khusus penciptaan lapangan kerja yang lebih tajam. Strategi ini dirancang untuk mengatasi tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan usia muda produktif, khususnya bagi lulusan perguruan tinggi.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Febrio Kacaribu mengatakan bahwa kebutuhan menciptakan lapangan kerja bersih (net lapangan kerja) di Indonesia mencapai sekitar 3,5 juta per tahun, sejalan dengan pertambahan angkatan kerja yang didominasi oleh lulusan baru.

"Kenapa? Karena angkatan kerja itu biasanya nambah sekitar 3,5 juta setiap tahun karena pertumbuhan penduduk dan juga lulusan kuliah gitu ya. Dan mencari kerja nambah selalu sekitar 3,5 juta," kata Febrio Kacaribu dalam sesi pembukaan Media Gathering APBN 2026 di Gedung Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (9/10/2025).

Fokus pada Penciptaan Kerja Formal dan Lulusan Kampus

Febrio menekankan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah komposisi dari 3,5 juta lapangan kerja tersebut, di mana pemerintah berharap porsi sektor formal dapat meningkat. Penguatan ini penting untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih berkualitas.

Data menunjukkan bahwa tambahan angkatan kerja banyak berasal dari lulusan perguruan tinggi, yang diharapkan lebih siap untuk mengisi sektor formal. Namun, ironisnya, tingkat pengangguran di kelompok usia muda ini relatif lebih tinggi.

"Nah tetapi tingkat penangguran di umur muda itu relatif lebih tinggi daripada yang totalnya. Kalau tidak salah sekitar 15% lebih ya tingkat penangguran yang usia muda."

Kemenkeu berusaha mencari terobosan agar masa tunggu bagi lulusan perguruan tinggi untuk bekerja tidak tertunda, mengingat biaya pendidikan mereka yang tinggi.

"Kita berharap dia lebih cepat masuk ke lapangan kerja daripada ditunda. Sehingga usia primenya ini, produktivitasnnya ini bisa langsung dimanfaatkan," ujar Febrio.

Program Magang 20 Ribu dengan Upah Minimum

Salah satu terobosan yang disiapkan Kemenkeu adalah mendorong program magang khusus untuk lulusan perguruan tinggi.

  • Kuota Awal: Disiapkan 20.000 lowongan magang.
  • Target Peserta: Lulusan perguruan tinggi dalam satu tahun terakhir.
  • Durasi: Magang diberikan selama enam bulan.
  • Insentif Upah: Program ini memberikan upah setara upah minimum di wilayah masing-masing. Jika perusahaan ingin membayar lebih, maka upah akan di atas batas minimum tersebut.

Febrio menyebut Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah merespons cepat dengan membuat magang hub (situs web) dan kuota 20 ribu lowongan tersebut kini sudah cukup penuh.

"Nanti kita akan evaluasi kalau memang ini cepat dipenuhi, nanti kita evaluasi apakah kita bisa tambah waktu. Itu kita juga sudah sebenarnya menyiapkan sekitar sampai 100 ribu. Tapi kita evaluasi dulu yang 20 ribunya," jelas Febrio.

Program magang ini tidak hanya dimaksudkan sebagai pengalaman kerja, tetapi juga diharapkan menjadi peluang bagi para lulusan untuk mendapatkan pekerjaan permanen.