periskop.id - BPJS Ketenagakerjaan resmi menghadirkan Perumahan Griya Pekerja Indonesia 2025 yang berlokasi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan akan rampung di 2029 mendatang.

Selain di Jakarta, titik lokasi lain yang akan dikembangkan berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten. Hunian ini ditargetkan mencapai paling banyak 10.000 pekerja.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro mengatakan, program penyediaan hunian bagi pekerja bertujuan untuk memudahkan akses terhadap tempat tinggal yang layak, terjangkau, dan sehat sehingga kualitas hidup para pekerja dapat meningkat di masa mendatang.

Selain itu, hunian pekerja merupakan bentuk investasi sosial sekaligus stimulus bagi pergerakan ekonomi nasional dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

"Insya allah ini menjadi simbol dan wujud komitmen bersama pemerintah dan BPJS Ketenagakerjaan dalam mendukung pemerintah untuk keberlangsungan dan kesejahteraan bagi pekerja di Indonesia," tuturnya dalam acara peletakan batu pertama (groundbreaking) Program 10.000 Hunian Pekerja di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (4/11).

Data BPJS Ketenagakerjaan menyatakan per September 2025 terdapat 42 juta pekerja, baik itu di sektor informal, formal, pekerja konstruksi maupun pekerja media di Indonesia yang menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan.

Tidak hanya di Jakarta, sebelumnya perumahan Griya ini juga telah lebih dulu dibangun di lima titik lainnya, seperti griya perumahan di Pulau Batam di Muka Puning, Lancar Puning, dan Kabil dengan okupasi mencapai 96% sehingga bisa menampung kurang lebih 6.500 pekerja.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menuturkan, para pekerja setiap hari dihadapkan pada berbagai tantangan sosial dan ekonomi, mulai dari kebutuhan tempat tinggal, akses transportasi, hingga pengelolaan keuangan rumah tangga.

“Hunian pekerja ini kita bangun sebagai ikhtiar bersama untuk segera mewujudkan tempat tinggal yang nyaman dan sehat bagi para pekerja Indonesia,” ujar Cak Imin.

Menurutnya, hunian yang layak akan menciptakan suasana kondusif dan mendukung produktivitas kerja, sekaligus membantu menekan tingginya biaya hidup di kota besar. Cak Imin berharap, langkah konkret ini menjadi pijakan menuju Indonesia yang lebih sejahtera, serta mendorong terwujudnya cita-cita Indonesia Emas 2045.

Adapun tahap pertama pembangunan 10.000 Hunian Pekerja mencakup pembangunan rumah pekerja (SKP) baru di beberapa wilayah, yakni Jakarta sebanyak 50 kamar, Jawa Timur 96 kamar, Jawa Tengah 96 kamar, Banten 96 kamar, serta renovasi besar di Jababeka Cikarang dengan kapasitas 245 kamar.