periskop.id - Ketua RT 02 RW 012 Rusunawa Marunda Blok C, Prayitno, mengungkapkan bahwa warganya sempat menolak rencana relokasi ke Rusun Nagrak dan Padat Karya pada 2023 karena khawatir tidak diizinkan kembali ke hunian asal mereka.
“Menolaknya karena mengira tidak dapat kembali lagi ke sini. Masalahnya warga-warga sudah nyaman di Marunda karena akses transportasi terjangkau dan anak-anak sekolah di daerah sini,” kata Prayitno, kepada Periskop di Rusunawa Marunda, Rabu (29/10).
Menurut Prayitno, penolakan tersebut mereda setelah warga dan pemerintah akhirnya membuat kesepakatan. Inti kesepakatan itu adalah jaminan bahwa warga dapat kembali menghuni Rusunawa Marunda setelah proses revitalisasi selesai.
“Lurah, camat, dan pengurus RT membuat kesepakatan dengan pemerintah agar warga dapat kembali menghuni di sini (Rusunawa Marunda) lagi, termasuk juga soal birokrasi alamat penghuni tetap di Marunda,” jelas Prayitno.
Setelah kesepakatan itu disetujui, warga akhirnya bersedia direlokasi.
Saat ini, Pemerintah Provinsi Jakarta sedang melakukan pembongkaran lima menara di Rusunawa Marunda Cluster C (Blok C1 hingga C5). Proses ini telah berlangsung secara bertahap sejak pertengahan 2025.
Pembongkaran dimulai dari Blok C5 yang dinilai mengalami kerusakan paling parah. Seluruh proses pembongkaran lima menara ini ditargetkan selesai pada akhir 2025.
Nantinya, di lokasi tersebut, pemerintah akan membangun tower baru model L setinggi sekitar 20 lantai yang akan dilengkapi fasilitas lift. Pembangunan ini ditargetkan rampung pada 2027.
Prayitno menegaskan keyakinan warga untuk kembali sesuai kesepakatan. "Setelah selesai pembangunan, maka warga yang direlokasi akan kembali lagi ke sini (Rusunawa Marunda blok C). Kapan pun itu selesainya tetap kita akan kembali," ucapnya.
Tinggalkan Komentar
Komentar