periskop.id - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Agus Setiawan mengakui pernyataan Presiden Prabowo Subianto mengenai adanya "dugaan makar" telah berhasil menciptakan efek gentar. 

Menurutnya, tuduhan tersebut secara efektif menghambat dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan mahasiswa untuk kembali turun ke jalan.

"Dan inilah yang kemudian menghambat kami, jujur saja menghambat kami untuk kembali ke jalanan lagi. Karena kami khawatir bahwa gerakan kami hari ini justru dipendami oleh sebagian oknum ini," ungkap Agus dalam diskusi di kantor DPR, Jakarta, Rabu (3/9).

Agus menjelaskan bahwa gerakan mahasiswa merasa sangat dirugikan oleh pernyataan tersebut. 

Tuduhan adanya oknum yang memprovokasi aksi untuk tujuan makar membuat para mahasiswa berada dalam dilema, yakni antara terus menyuarakan kritik dan risiko gerakan mereka dibajak atau dicap sebagai pengkhianat negara.

Meski demikian, Agus menegaskan mahasiswa tidak bisa terus menerus diam dalam ketakutan. 

Karena itulah, ia mendesak dibentuknya sebuah tim investigasi independen yang salah satu tugas utamanya adalah mengusut tuntas kebenaran di balik tuduhan makar yang dilontarkan Presiden.

"Kami ini, investigasi ini mengusut tuntas semuanya, sehingga kemudian, apa yang sampaikan Bapak Presiden dapat diputuskan," ujarnya. 

Ia berharap hasil investigasi dapat memperjelas siapa dalang yang dimaksud agar gerakan mahasiswa bisa kembali berjalan tanpa rasa khawatir.

Pernyataan ini disampaikan dalam konteks refleksi BEM UI atas berbagai aksi demonstrasi sepanjang bulan Agustus. 

Aksi tersebut awalnya dipicu oleh rasa kemanusiaan atas insiden kekerasan yang menimpa seorang mahasiswa hingga hilang dan seorang pengemudi ojol, Affan Kurniawan, yang meninggal dunia.