periskop.id - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali menyiapkan langkah restrukturisasi kredit bagi nasabah, termasuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang terdampak banjir besar di sejumlah wilayah Bali.

Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma, mengatakan pihaknya siap memberikan keringanan bagi debitur yang mengalami kerugian akibat bencana.

“Apabila ada yang terkena risiko, kami akan lakukan upaya restrukturisasi kredit lebih lanjut,” ujarnya melansir Antara, Kamis (11/9).

Langkah ini diambil untuk membantu meringankan beban korban banjir, termasuk UMKM yang menjadi salah satu segmen utama pembiayaan bank daerah tersebut. Saat ini, tim internal telah diterjunkan untuk mendata nasabah yang terdampak.

BPD Bali selama ini fokus menyalurkan kredit produktif, dengan porsi pembiayaan UMKM mencapai lebih dari 50%. Kebijakan ini sejalan dengan arah pembangunan daerah yang menempatkan UMKM, industri, ekonomi kreatif, dan pariwisata sebagai pilar utama. 

Hingga Juni 2025, pertumbuhan kredit bank ini tercatat di atas 9%, melampaui rata-rata nasional sebesar 7,03%.

Salah satu lokasi yang terdampak banjir adalah Pasar Badung di Denpasar, di mana banyak pedagang mengalami kerugian. 

Banjir besar yang terjadi pada Rabu (10/9) dini hari itu dipicu hujan ekstrem sejak sehari sebelumnya dan melanda enam kabupaten/kota di Bali, termasuk Denpasar, Klungkung, Badung, Jembrana, Gianyar, dan Tabanan.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat, banjir terjadi di 123 titik. Sebaran terbanyak berada di Kota Denpasar dengan 81 titik, disusul Gianyar (14 titik), Badung (12 titik), Tabanan (8 titik), serta masing-masing empat titik di Karangasem dan Jembrana.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan status tanggap darurat selama satu minggu sejak Rabu (9/9). 

Data sementara menunjukkan sembilan korban meninggal dunia dan enam orang masih dalam pencarian.