Periskop.id - Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas) menyatakan, jumlah total korban ambruknya bangunan mushalla Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur mencapai 171 orang. Dari total 171 korban sebanyak 104 orang dinyatakan selamat, sedangkan 67 lainnya dilaporkan meninggal dunia

"Tim penyelamat gabungan berhasil mengevakuasi 171 korban, dengan korban selamat 104 orang, sementara 67 korban dinyatakan meninggal dunia dengan delapan di antaranya merupakan bagian tubuh korban yang tidak lengkap," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii di Sidoarjo, Selasa (7/10). 

Syafii menyebutkan dengan ditemukannya seluruh korban dari lokasi reruntuhan maka seluruh rangkaian misi pencarian dan penyelamatan dinyatakan selesai. Seluruh korban meninggal saat ini telah diserahkan kepada tim Identifikasi Korban Bencana atau Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur, untuk proses identifikasi.

Ia memastikan proses identifikasi korban dan juga seluruh proses lain termasuk investigasi penyebab bencana tersebut akan tetap berlanjut dan bukan merupakan kewenangan dari Basarnas. Syafii berharap Ponpes Al Khoziny Sidoarjo dapat segera pulih dari bencana tersebut sehingga proses belajar mengajar dapat segera kembali seperti sedia kala.

Sementara untuk proses rehabilitasi Ponpes Al Khoziny, pemerintah provinsi setempat akan memberikan supervisi yang ketat dalam proses pelaksanaan. Hal ini demi memastikan kegiatan di ponpes tersebut berjalan dengan aman dan terhindar dari musibah serupa.

Kegiatan Belajar Mengajar

Ketua Alumni Ponpes Al Khoziny selaku perwakilan dari Ponpes Al Khoziny Sidoarjo KH Zainal Abidin menyatakan, kegiatan belajar mengajar ke depannya akan menjadi perhatian khusus pengasuh dan pengurus ponpes.

"Sudah pasti akan dimusyawarahkan oleh pengasuh dan para pengurus ponpes untuk mekanisme program belajar mengajar selanjutnya di ponpes ini," kata Zainal.

Ia mengaku tidak dapat memberikan keterangan lebih banyak terkait proses investigasi bencana. Ia meminta seluruh pihak untuk menunggu hasil resmi dari pihak berwenang mengenai penyebab bencana tersebut.

Sementara itu, Ketua MPR RI Ahmad Muzani menilai bahwa tragedi ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, mengingatkan seluruh pihak bahwa standar konstruksi bangunan adalah hal yang penting untuk diperhatikan.

Menurut dia, standar konstruksi bangunan guna memastikan keselamatan siswa, santri, dan mahasiswa bukan hanya harus diterapkan di lingkungan pondok pesantren, melainkan di semua lembaga pendidikan, baik agama maupun non-agama.

"Peristiwa ini harus menjadi sebuah pelajaran bagi semua," kata Muzani.

Dia menilai tragedi yang terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny sangat memprihatinkan dan memilukan bagi seluruh pihak. Pasalnya, kata dia, kejadian itu menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.

"Tentu saja kami prihatin dan ikut berduka cita atas peristiwa tersebut," kata dia.

Untuk itu, dia pun mempercayakan kepada pihak kepolisian guna menyelidiki dan mengusut tragedi itu agar bisa menjadi pelajaran penting bagi seluruh penyelenggara pendidikan. "Saya percaya mudah-mudahan apa yang akan diputuskan oleh pihak yang berwenang akan menjadi keputusan yang terbaik," pungkasnya.