periskop.id - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) resmi memperkenalkan E-Logbook Penangkapan Ikan Versi 3 (V3), sebuah aplikasi digital terbaru yang dirancang untuk mencatat aktivitas penangkapan ikan dengan lebih akurat dan efisien. 

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa sistem ini akan menjadi instrumen penting dalam menjaga transparansi data perikanan nasional.

“Dengan E-Logbook V3, kita bisa tahu jumlah tangkapan ikan secara jujur dan menghitung potensi stok ikan nasional,” ujar Trenggono melansir Antara, Selasa (7/10). 

Ia menekankan bahwa digitalisasi ini merupakan bagian dari strategi besar KKP dalam mewujudkan pengelolaan laut yang lebih modern.

E-Logbook pertama kali diperkenalkan pada 2018 untuk meningkatkan kepatuhan nelayan dalam pelaporan hasil tangkapan. Kini, versi terbaru hadir dengan fitur yang lebih canggih, termasuk integrasi teknologi kecerdasan buatan FishFace dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang mampu mengidentifikasi spesies ikan secara otomatis.

Selain itu, E-Logbook V3 dilengkapi dengan kemampuan pelacakan lokasi rumpon, pencatatan posisi kapal secara real-time, serta sistem identifikasi ukuran dan berat ikan. Fitur ini dirancang untuk menutup celah data, terutama bagi kapal berizin daerah yang belum terhubung dengan sistem pemantauan kapal (VMS).

Trenggono menambahkan bahwa inovasi ini sejalan dengan lima program utama KKP, khususnya dalam penerapan penangkapan ikan terukur berbasis kuota. Menurutnya, data yang lebih akurat akan menjadi dasar kebijakan yang lebih adil bagi nelayan sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya laut.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Lotharia Latif, menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak dalam implementasi sistem ini. 

“Dengan kerja sama ini, kita tidak hanya memperkuat basis data perikanan, tetapi juga membangun fondasi bagi pengelolaan sumber daya ikan yang transparan, efisien, dan berkeadilan bagi nelayan,” ujarnya.

Senada dengan itu, Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan KKP, Syahril Abd Raup, menilai pengelolaan laut tidak bisa lagi dilakukan dengan cara konvensional. 

“Teknologi ini memastikan setiap ikan yang ditangkap bisa dikenali dan tercatat secara real-time. Ini kunci ekonomi biru Indonesia,” katanya.