periskop.id - Aceh semakin menegaskan posisinya sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia. Dalam beberapa bulan terakhir, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara terus menunjukkan tren positif. Peningkatan ini menjadi sinyal kuat bahwa daya tarik Aceh kian diakui, baik di tingkat nasional maupun regional.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Disbudpar Aceh, Akmal Fajar, menyampaikan bahwa wisatawan asal Malaysia menjadi penyumbang terbesar dalam lonjakan kunjungan tersebut.
“Alhamdulillah, tren kunjungan wisatawan mancanegara, terutama dari negeri jiran Malaysia, terus mengalami peningkatan dari bulan ke bulan,” ujarnya dikutip dari Antara, Jumat (3/10).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperkuat pernyataan itu. Pada Agustus 2025, tercatat 4.314 kunjungan wisatawan mancanegara ke Aceh. Angka ini naik 4,85% dibandingkan Juli 2025, sekaligus melonjak 41,81% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dua pintu masuk utama, yakni Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda dan Pelabuhan Internasional Balohan Sabang, menjadi gerbang utama kedatangan wisatawan.
Pemerintah Aceh menilai capaian ini tidak lepas dari strategi memperkuat daya tarik destinasi sekaligus memperluas konektivitas. Disbudpar bersama InJourney dan sejumlah mitra strategis menggelar pertemuan Culture and Destination Development (CDD) sebagai forum penting untuk merumuskan arah pengembangan pariwisata Aceh secara lebih terintegrasi.
Kolaborasi lintas sektor pun terus didorong. Pemerintah Aceh menggandeng pengelola bandara, maskapai penerbangan, asosiasi pariwisata, hingga pelaku usaha. Branding “The Light of Aceh” diperkuat dengan menonjolkan wisata religi, sejarah, kuliner, bahari, dan budaya. Promosi juga diintegrasikan dengan kampanye nasional Kementerian Pariwisata dan InJourney untuk menjangkau pasar prioritas seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Selain aksesibilitas dan promosi, atraksi wisata juga terus diperkaya. Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal, menegaskan pihaknya telah meluncurkan 42 agenda wisata, budaya, dan ekonomi kreatif dalam program Khazanah Piasan Nanggroe 2025.
“Melalui penguatan konektivitas udara, peningkatan daya tarik destinasi, serta kolaborasi lintas sektor, Pemerintah Aceh berkomitmen untuk menjadikan Aceh sebagai destinasi wisata yang terkoneksi, inklusif, dan berkelanjutan,” katanya.
Agenda tersebut tersebar di seluruh kabupaten/kota, menghadirkan festival budaya, pertunjukan seni, hingga kegiatan ekonomi kreatif. Semua dirancang untuk memberikan pengalaman khas Aceh yang berkesan bagi wisatawan.
Dengan pesona alam, kekayaan budaya, dan keramahan masyarakat, Aceh optimistis mewujudkan visi “The Light of Aceh” sebagai ikon pariwisata yang bersinar, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga regional.
Tinggalkan Komentar
Komentar