Periskop.id - Arab Saudi menargetkan pengembangan pariwisata sebagai sektor ekonomi terbesar kedua, setelah minyak dan gas. Langkah ini dilakukan untuk menciptakan peluang lapangan kerja dan mencapai keberlanjutan ekonomi jangka panjang Arab Saudi.
Saat penutupan sesi ke-26 Majelis Umum Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Wakil Menteri Pariwisata Arab Saudi Mahmoud Abdulhadi di Riyadh, Selasa (11/11) menekankan investasi signifikan pemerintah Arab Saudi dalam infrastruktur pariwisata.
"Kami memiliki 29 bandar udara (bandara) secara nasional, jalan sepanjang lebih dari 70.000 kilometer, dan jaringan rel yang berkembang," ujarnya seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (12/11).
Ia pun mengungkapkan soal hubungan ekonomi yang "kuat dan mendalam" antara Arab Saudi dan China. Menuutnya, China merupakan "mitra penting" dalam pengembangan pariwisata Arab Saudi.
"Perusahaan-perusahaan China, dengan keahlian dan teknologi mereka, telah memainkan peran krusial dalam mendorong pembangunan di Arab Saudi, dan kerja sama ini akan terus berlanjut selama beberapa tahun mendatang," tuturnya.
Abdulhadi yang sempat mengunjungi China belum lama ini, mengungkapkan kekagumannya terhadap kedalaman dan vitalitas budaya China. "Saya yakin para wisatawan China (yang berkunjung) ke Arab Saudi akan merasakan keramahan luar biasa dari masyarakat kami dan akan sangat terkesan dengan kekayaan dan keunikan budaya kami," imbuhnya.
Sekadar informasi, sektor ekonomi andalan Arab Saudi saat ini adalah minyak dan gas. Namun pemerintah Arab Saudi sedang berupaya untuk mendiversifikasi ekonominya melalui Visi 2030. Sektor pariwisata menjadi salah satu fokus utama dalam upaya ini.
Kontribusi pariwisata terhadap PDB Arab Saudi sendiri mencapai 11,5% pada tahun 2023, dengan nilai sekitar 444,3 miliar Saudi Riyal (sekitar Rp 1.700 triliun). Pariwisata juga menciptakan lapangan kerja, dengan 2,5 juta orang bekerja di sektor ini pada tahun 2023
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Arab Saudi mencapai 100 juta orang pada tahun 2023, tujuh tahun lebih cepat dari target. Pemerintah Arab Saudi pun menargetkan 150 juta wisatawan pada tahun 2030.
Pertukaran Wisatawan
Sementara itu, terkait hubungan nya dengan Indonesia di sektor pariwisata, baru-baru ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Kerajaan Arab Saudi, membahas adanya potensi pertukaran wisatawan yang berkunjung ke masing-masing negara.
“Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah terbesar wisatawan ziarah dan umrah ke Arab Saudi. Kami berharap Arab Saudi juga dapat mengirim lebih banyak wisatawan ke Indonesia, negara tropis yang kaya keindahan alam dan budaya, terutama saat musim libur panjang,” kata Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam keterangan resmi yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (11/11).
Dalam kunjungan kerja ke Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (8/11), Widiyanti melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pariwisata Kerajaan Arab Saudi Ahmed Aqeel Al Khateeb. Ia menyampaikan apresiasi atas hubungan bilateral yang telah terjalin erat antara Indonesia dan Arab Saudi.
Menurutnya, hubungan yang dilandasi persaudaraan dan kepercayaan itu menjadi fondasi penting dalam memperkuat kerja sama sektor pariwisata kedua negara. Widiyanti berharap pertemuan bilateral perdana ini menjadi momentum penting bagi Indonesia, untuk menegaskan komitmen dalam menindaklanjuti nota kesepahaman bersama (MoU) pariwisata yang telah dirumuskan sebelumnya.
MoU tersebut mencakup tiga sektor prioritas yaitu pengembangan sumber daya manusia, peningkatan kunjungan wisatawan, serta investasi pariwisata di kedua negara. Menteri Pariwisata Kerajaan Arab Saudi Ahmed Aqeel Al Khateeb pun menyambut baik inisiatif Indonesia tersebut.
Ia menegaskan komitmen pemerintah Arab Saudi untuk mendukung dan berpartisipasi aktif dalam realisasi kerja sama di tiga sektor strategis itu. Kunjungan Menteri Pariwisata ke negara itu juga sejatinya didasari atas diselenggarakannya United Nations Tourism General Assembly (UNTGA).
Forum itu merupakan merupakan forum Sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di bidang pariwisata yang diselenggarakan setiap dua tahun. Tahun ini, acara berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, pada 8 sampai 11 November 2025.
UN Tourism adalah lembaga PBB yang beranggotakan 160 negara dan berperan penting dalam mengarahkan kebijakan global di sektor pariwisata. Sebelumnya, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana sudah melakukan kunjungan kerja ke London, Inggris, pada 3 hingga 7 November 2025 untuk menghadiri World Travel Market (WTM) London 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Kementerian Pariwisata meluncurkan kampanye “Wonderful Indonesia: Go Beyond Ordinary” melalui 17 taksi hitam ikonik London yang dibalut desain promosi pariwisata Indonesia. Taksi-taksi tersebut akan beroperasi selama delapan pekan di ibu kota Inggris itu.
Tinggalkan Komentar
Komentar