periskop.id - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) menyalurkan dana sebesar Rp110 miliar untuk mendukung berbagai program riset mahasiswa di seluruh Indonesia.
Pendanaan ini mencakup empat program utama, yakni Program Riset Konsorsium Unggulan Berdampak (RIKUB), Program Mahasiswa Berdampak yang digerakkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Program Pengabdian kepada Masyarakat Skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah dan Kewirausahaan, serta Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Batch III.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto menegaskan bahwa langkah ini adalah bentuk komitmen pemerintah untuk menjaga kualitas riset meski anggaran terbatas.
“Ditjen Risbang telah melakukan formulasi agar riset berkualitas tetap dapat dimaksimalkan meski dengan dukungan dana yang terbatas. Saya berharap capaian yang ada dapat terus dirawat, karena saya yakin banyak penelitian unggul yang bisa kita dorong menuju hilirisasi,” ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (11..
Brian juga menyoroti peran strategis perguruan tinggi dalam menjawab tantangan nasional, termasuk isu lingkungan.
Ia mencontohkan riset pengelolaan sampah yang jika diterapkan secara luas, dapat memberi manfaat langsung bagi masyarakat.
“Jika hasil riset ini diterapkan di seluruh kampus, perguruan tinggi tidak hanya mampu mengelola sampahnya sendiri, tetapi juga berkontribusi terhadap pengelolaan lingkungan sekitar,” katanya.
Dirjen Risbang Fauzan Adziman merinci bahwa RIKUB mendapat alokasi Rp45,4 miliar untuk 82 proposal, sementara Program Mahasiswa Berdampak memperoleh Rp30,1 miliar untuk 263 proposal.
Untuk bidang pengabdian kepada masyarakat, Skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah dan Kewirausahaan menerima Rp13,7 miliar bagi 101 judul dari 67 perguruan tinggi. Adapun Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Batch III mendapatkan Rp34,7 miliar untuk mendukung 948 judul proposal dari 434 perguruan tinggi. “Melalui program-program ini kami berharap riset dan inovasi dapat berkembang secara nyata dan langsung menjawab kebutuhan masyarakat,” ujar Fauzan.
Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, I Ketut Adnyana, menyampaikan apresiasi kepada para penerima bantuan. Ia menegaskan kesiapan memberikan bimbingan teknis demi kelancaran program.
“Kami memiliki dua harapan untuk skema-skema ini. Pertama, dampak yang nyata bagi penerima bantuan maupun masyarakat sasaran. Kedua, terjalinnya kolaborasi yang sehat, bukan kompetisi,” tuturnya.
Tinggalkan Komentar
Komentar