periskop.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan bahwa ketahanan sektor perbankan nasional tetap berada dalam kondisi yang kuat. 

Perry bilang, kondisi solid ini menjadi penopang utama bagi stabilitas sistem keuangan negara secara keseluruhan.

"Ketahanan perbankan tetap kuat dan mendukung stabilitas sistem keuangan," kata Perry dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Rabu (17/9).

Perry memaparkan, kekuatan perbankan ditopang oleh tiga pilar utama, yakni permodalan yang tinggi, likuiditas yang memadai, dan risiko kredit yang rendah. 

Dari sisi permodalan, Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada Juli 2025 tercatat sebesar 25,88%.

Sementara itu, risiko kredit juga terjaga pada level yang rendah. BI mencatat Rasio Kredit Bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan pada Juli 2025 berada di level 2,28% (bruto) dan 0,86% (neto).

Ketahanan industri perbankan ini juga telah teruji. "Hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat," ujar Perry. 

Hal ini, lanjutnya, turut ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga.

Ke depan, BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). 

Langkah ini bertujuan untuk memitigasi berbagai potensi risiko ekonomi global dan domestik yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan nasional.