periskop.id - Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini,mengungkapkan bahwa perseroan berhasil membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp24,5 triliun pada semester I 2025.
Menurutnya, pencapaian ini didukung oleh pertumbuhan yang solid di seluruh lini bisnis utama perseroan.
“Secara keseluruhan, Bank Mandiri mampu menjaga kinerja yang positif. Kinerja positif Bank Mandiri pada triwulan kedua tahun 2025 dapat ditunjukkan oleh pertumbuhan yang baik di seluruh indikator utama,” kata Novita dalam Paparan Kinerja Kuartal II 2025 secara daring di Jakarta, Jumat (19/9).
Laba tersebut ditopang oleh total pendapatan yang mencapai Rp73,4 triliun, tumbuh 5,43% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pendapatan ini terdiri dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh 6,73% yoy menjadi Rp52,4 triliun dan pendapatan non-bunga yang naik 7,82% yoy menjadi Rp20,9 triliun.
Dari sisi intermediasi, Bank Mandiri menyalurkan kredit secara konsolidasi sebesar Rp1.701 triliun, atau tumbuh 11% yoy. Pertumbuhan ini melampaui rata-rata industri perbankan yang tercatat sebesar 7,03% per Juni 2025.
Novita menegaskan bahwa pertumbuhan kredit yang agresif tetap diiringi prinsip kehati-hatian.
Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross secara bank only terjaga di level rendah 1,08%, jauh lebih baik dari rata-rata industri sebesar 2,22%. Hal ini diperkuat dengan rasio pencadangan (NPL coverage ratio) yang sangat tebal, mencapai 273%.
Kinerja solid juga terlihat dari sisi pendanaan, di mana Dana Pihak Ketiga (DPK) konsolidasi tumbuh 10,7% yoy menjadi Rp1.828 triliun. Struktur pendanaan yang sehat tercermin dari porsi dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang mencapai 78,4% dari total DPK.
Kombinasi antara pertumbuhan kredit yang sehat dan biaya dana yang efisien mampu mendorong tingkat profitabilitas bank. Hal ini terlihat pada return on equity (ROE) yang mencapai 21,1% dan net interest margin (NIM) yang terjaga di level 4,92%.
Tinggalkan Komentar
Komentar