periskop.id - Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini mengungkapkan bahwa perseroan berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang solid pada kuartal II 2025.
Ia menjelaskan, pertumbuhan aset dan penyaluran kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mampu tumbuh dua digit dan melampaui rata-rata industri perbankan nasional.
“Pertumbuhan kredit yang kami capai menunjukkan peran aktif Bank Mandiri dalam mendukung pembiayaan produktif di berbagai sektor strategis. Akselerasi kredit difokuskan untuk memperkuat kinerja ekonomi nasional sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” ujar Novita di Jakarta, Jumat (19/9).
Pencapaian tersebut tercermin dari total aset konsolidasi yang menembus Rp2.514,68 triliun, atau tumbuh 11,4% secara tahunan (year on year/yoy).
Fungsi intermediasi juga berjalan kuat, dengan penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp1.701 triliun, meningkat 11% yoy, di atas rata-rata industri sebesar 7,03% per Juni 2025.
Novita menegaskan bahwa pertumbuhan bisnis tersebut diimbangi dengan prinsip kehati-hatian yang kuat.
Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) Gross secara bank only terjaga di level rendah 1,08%, jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,22% pada periode yang sama.
Kekuatan perseroan dalam mengantisipasi risiko juga tercermin dari rasio pencadangan atau NPL Coverage Ratio yang sangat tebal, mencapai 273%.
"Komitmen kami adalah memastikan pertumbuhan kredit yang sehat dengan manajemen risiko yang disiplin. Dengan cara ini, profitabilitas dapat terjaga secara konsisten,” tegas Novita.
Dari sisi pendanaan, total Dana Pihak Ketiga (DPK) konsolidasi juga tumbuh solid sebesar 10,7% yoy menjadi Rp1.828 triliun.
Pertumbuhan ini ditopang oleh dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang porsinya mencapai 78,4% dari total DPK, memperkuat likuiditas dan efisiensi biaya dana.
“Fokus utama kami adalah meningkatkan CASA berbasis transaksional baik di segmen wholesale maupun retail untuk menjaga biaya dana tetap efisien. Strategi ini kami lakukan agar Bank Mandiri tetap menjadi main transactional bank bagi nasabah,” tutup Novita.
Tinggalkan Komentar
Komentar