Periskop.id - Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menghadap Presiden RI Prabowo Subianto, untuk mengajukan Presiden kedua RI Soeharto sebagai pahlawan nasional.

"Saya bilang Bapak Presiden, dengan penuh harapan, lewat mekanisme rapat DPP Partai Golkar kami sudah mengajukan Pak Harto sebagai pahlawan nasional," ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/11). 

Bahlil menilai, Soeharto memiliki jasa besar bagi bangsa dan negara, antara lain dalam membangun kedaulatan pangan dan energi. Lalu, menekan inflasi tinggi, serta membawa Indonesia dikenal sebagai salah satu kekuatan ekonomi di Asia pada masanya.

Sebagai tokoh pendiri dan pembina Partai Golkar yang memimpin Indonesia lebih dari tiga dekade, Bahlil mengatakan, Soeharto telah memberikan kontribusi penting terhadap pembangunan nasional.

"Saya pikir sudah sangat layak, pantas, dan sudah saatnya untuk kemudian pemerintah bisa memberikan sebagai gelar Pahlawan Nasional. Itu yang tadi keputusan daripada DPP Partai Golkar," ucap Bahlil.

Dalam pertemuan tersebut, Bahlil mengatakan, Presiden Prabowo menerima aspirasi Partai Golkar terkait usulan tersebut dan menyatakan akan mempertimbangkannya sesuai dengan mekanisme yang berlaku.

"Bapak Presiden Prabowo mengatakan bahwa saya menerima dan akan mempertimbangkan. Sudah barang tentu itu lewat mekanisme internal, kan ada, ada mekanisme yang harus dilalui," ucap Bahlil.

"Kami sebagai partai sudah menyampaikan apa yang menjadi bagian permohonan kami untuk Pak Harto ditetapkan sebagai pahlawan nasional," imbuhnya.

Bahlil menambahkan, Partai Golkar juga telah menyampaikan usulan itu kepada Kementerian Sosial. Dia menegaskan, Partai Golkar secara konsisten mendukung pengusulan Soeharto melalui jalur resmi, baik di tingkat fraksi maupun di DPP partai.

"Partai Golkar, konsisten. Konsisten terus, baik di fraksi maupun di DPP Partai Golkar, karena Pak Harto ini kan adalah tokoh, presiden, dan bagi Golkar ini adalah bagian dari apa yang beliau meletakkan kerangka perjuangan Golkar pada saat, pada masa itu ya," ucapnya.

Masih Mempelajari

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan, Presiden Prabowo Subianto saat ini masih mempelajari sejumlah nama yang diusulkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos), untuk mendapat gelar pahlawan nasional. Ia menjelaskan, usulan tersebut merupakan hasil pembahasan Dewan Gelar dan Tanda Jasa yang telah disampaikan secara resmi kepada pemerintah.

"Sedang dipelajari oleh Bapak Presiden karena memang cukup banyak nama-nama yang diajukan. Mohon waktu," kata Prasetyo di Jakarta, Kamis (30/10).

Ia menuturkan, keputusan mengenai nama-nama tersebut akan segera diumumkan setelah Presiden mengambil keputusan. Dia juga membenarkan salah satu nama yang masuk dalam usulan tersebut adalah Presiden ke-2 RI Soeharto. "Termasuk yang diusulkan," serunya. 

Prasetyo menyatakan, tidak ada ketentuan mengenai jumlah pasti tokoh yang akan ditetapkan sebagai pahlawan nasional tahun ini. ia menyebut, Pemerintah berupaya agar penetapan nama-nama tersebut dapat diumumkan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan pada 10 November mendatang. "Kami upayakan seperti itu. Biasanya seperti itu," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf optimistis, nama Pahlawan Nasional yang baru dapat diumumkan secara resmi sebelum memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November 2025.

"Ya mudah-mudahan, Insya Allah sebelum 10 November dan nanti dari nama-nama itu dipilih beberapa nama," ujarnya. 

Kementerian Sosial tahun ini, sambungnya, memberikan berkas usulan sebanyak 40 nama untuk menjadi pahlawan nasional kepada Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK). Sebagian besar nama tersebut merupakan hasil pembahasan dari tahun-tahun sebelumnya.

Namun, dia memastikan, proses penetapan calon pahlawan nasional dilakukan melalui mekanisme seleksi berlapis. Juga melibatkan berbagai unsur, mulai dari masyarakat hingga tim ahli tingkat pusat.