Periskop.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, 18 proyek hilirisasi berpotensi menciptakan ratusan ribu lapangan pekerjaan. Kondisi ini menurutnya berperan untuk mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Itu (proyek hilirisasi) akan menciptakan lapangan pekerjaan yang baik dengan upah yang layak," ucap Bahlil yang juga merupakan Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, dalam acara bertajuk "Penyerahan Dokumen Pra-Studi Kelayakan Proyek Prioritas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional" di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (22/7).

Bahlil pun menekankan, upah yang akan diterima bukan lagi upah upah minimum regional (UMR). Ia menilai hal tersebut merupakan instrumen penetrasi dalam rangka memberikan keadilan dalam pertumbuhan ekonomi kawasan

Satgas Hilirisasi, sambung Bahlil, selalu siap untuk terus berkoordinasi dengan Danantara, membahas lebih lanjut terkait penentuan skema pembiayaan. Termasuk penentuan modal bisnis, pelaksanaan proyek, penetapan lokasi, ataupun penyelesaian kendala proyek yang di dalamnya termasuk perizinan lahan dan mitigasi sosial lingkungan.

Sementara itu, CEO Danantara Rosan Roeslani mengatakan bahwa kontribusi investasi di bidang hilirisasi meningkat cukup signifikan.

"Kurang lebih dari investasi yang masuk di kloter kedua atau kalau dalam satu semester, itu kurang lebih kontribusinya dari Rp950 triliun lebih itu mencapai 30 persen, itu berdasarkan dari hilirisasi," ucapnya.

Rosan juga menyebutkan, selama empat bulan Danantara diluncurkan, telah mendapatkan pendanaan melalui kerja sama dengan Dana Kekayaan Negara (Sovereign Wealth Fund) lain sebesar US$7 miliar.

"Dari US$7 miliar itu dengan Qatar US$4 miliar, kemudian dengan CIC (China Investment Corporation) US$2 juta dan juga kemudian dengan RDIF (Russian Direct Investment Fund). Kami juga sedang ada pembicaraan dengan Sovereign Wealth Fund lainnya untuk bersama-sama untuk berinvestasi terutama di Indonesia," ujar Rosan.

Berdasarkan kajian awal Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, dari 18 proyek tersebut, proyek hilirisasi minerba menjadi yang terbesar dengan 8 proyek senilai US$20,1 miliar dan potensi menyerap 104.974 tenaga kerja.

Rinciannya, proyek di sektor pertanian dan kelautan masing-masing menyerap 23.950 dan 67.100 tenaga kerja. Sementara itu, proyek transisi energi bernilai US$2,5 miliar menyerap 29.652 tenaga kerja.

Di sektor ketahanan energi, nilai investasinya mencapai US$14,5 miliar dengan potensi penyerapan 50.960 tenaga kerja. Secara keseluruhan, 18 proyek ini berpotensi menciptakan 276.636 lapangan kerja langsung dan tidak langsung.