periskop.id - Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Dalam peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2025 yang digelar di Jakarta, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengumumkan penemuan 19 spesies baru tumbuhan dan satwa liar yang berhasil diidentifikasi hingga pertengahan tahun ini. 

“Negara kita ini menjadi salah satu negara yang disebut sebagai mega biodiversity. Sedikit sekali negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati seperti yang kita miliki,” ujarnya dalam pidato pembukaan acara dikutip dari Antara, Senin (11/8).

Penemuan ini terdiri dari 11 jenis flora dan 8 jenis fauna yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Raja Juli Antoni juga menekankan bahwa Indonesia menyimpan 10% tanaman berbunga dunia, 12% mamalia, sekitar 15% reptil dan amfibi, serta 17% jenis ikan global. 

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Satyawan Pudyatmoko, menjelaskan bahwa penemuan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Kehutanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. 

“Kemenhut bekerja sama dengan BRIN, universitas untuk eksplorasi, ekspedisi, identifikasi jenis-jenis baru dari Sabang sampai Merauke,” katanya.

Beberapa spesies flora yang ditemukan antara lain Begonia bukitrayaens, Begonia kalimantana, dan Bulbophyllum bukitbakariense dari Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya di Kalimantan. Di Papua Barat Daya, para peneliti mengidentifikasi Bulbophyllum abuniorum, Bullbophyllum sandfordiorum, Dendrobium wanmae, Dendrobium eruciforme, dan Mediocalcar gemma-coronae. 

Sementara itu, Morchella rinjaniensis ditemukan di Taman Nasional Rinjani, Homalomena chikmawatiae di Riau, dan Chiloschista tjiasmantoi di Aceh.

Untuk kategori fauna, penemuan mencakup Cecak Jari Bengkok Pecel Madiun (Cyrtodactylus pecelmadiun) di Jawa Timur, dua jenis katak bertaring yaitu Limnonectes maanyanorum dan Limnonectes nusantara di Kalimantan Tengah, serta katak pohon Rhacophorus boeadii di Sulawesi. 

Di Maluku Utara ditemukan keong darat Diancta batubacan, dan di Sulawesi ditemukan dua jenis kumbang kura-kura baru: Thlaspidula gandangdewata dan Thlaspidula sarinoi. Penemuan terakhir adalah ikan gua buta Barbodes klapanunggalensis dari Jawa Barat.

Penemuan ini tidak hanya memperkaya katalog biodiversitas nasional, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya konservasi dan eksplorasi ilmiah. 

Dengan dukungan riset yang berkelanjutan dan kolaborasi lintas institusi, Indonesia berpeluang besar untuk terus mengungkap kekayaan alamnya yang belum terjamah.