Periskop.id - Pola interaksi dalam hubungan romantis, terutama di kalangan perempuan, mengalami pergeseran signifikan di media sosial. Sejumlah laporan dan analisis menunjukkan adanya tren keengganan di kalangan perempuan untuk menampilkan hubungan mereka secara terbuka (over-sharing), sebuah fenomena yang kini meluas secara global.
Menurut laporan BBC, fenomena ini menjadi begitu mencolok hingga memicu pembahasan mendalam, termasuk artikel di British Vogue yang berjudul Is Having a Boyfriend Embarrassing Now?.
Alasan Kultural: Membebaskan Diri dari Ekspektasi Patriarki
Chante Joseph, penulis artikel tersebyt, mengamati adanya perubahan dalam cara perempuan heteroseksual mempresentasikan hubungan mereka secara daring.
Ia mengemukakan pandangan bahwa perempuan saat ini ingin menikmati ‘manfaat sosial dari memiliki pasangan tanpa harus terlihat ‘terobsesi dengan pacar’. Sering menampilkan pasangan di media sosial kini bahkan dianggap cringe atau tidak keren secara budaya.
“Banyak perempuan sekarang bilang, punya tunangan itu keren, punya suami itu keren. Padahal tidak begitu. Kita perlu meninjau ulang hubungan kita dengan laki-laki dalam iklim politik seperti sekarang,” ujar Joseph.
Joseph berpendapat lebih jauh bahwa memiliki pacar kini tidak lagi dipandang sebagai sebuah pencapaian yang dapat menambah atau mengurangi nilai seorang perempuan, seperti yang dulu diyakini secara sosial. Keengganan ini juga dipengaruhi kesadaran bahwa patriarki yang masih menekan perempuan.
Korelasi Data: Kebahagiaan dan Minim Postingan
Pergeseran budaya ini didukung oleh temuan data mengenai kebahagiaan hubungan dan aktivitas di media sosial.
Dilansir dari New York Post, studi berjudul Bumble’s 2023 Love Unfiltered Report, yang melibatkan survei terhadap 2.000 responden, menemukan adanya korelasi terbalik antara frekuensi posting pasangan dan tingkat kebahagiaan, di antaranya:
- 26% orang yang memposting pasangannya tiga kali seminggu dilaporkan merasa tidak bahagia.
- 42% dari kelompok tersebut bahkan merasa sangat tidak bahagia.
Sebaliknya, 46% orang yang tidak pernah memposting konten berpasangan justru merasa sangat bahagia dalam hubungan mereka. Walaupun 27% responden menyatakan mereka ingin pasangannya memposting tentang mereka, data kebahagiaan menunjukkan hal yang bertolak belakang.
Penyanyi Chelsea Berman juga membagikan pendapatnya yang mendukung data tersebut. Ia meyakini bahwa mengunggah konten berlebihan di media sosial, seperti paragraf panjang yang mendeskripsikan pasangan sebagai belahan jiwa, justru menjadi pertanda bahwa hubungan tersebut sedang bermasalah.
Berman menekankan bahwa yang menjadi masalah bukanlah aktivitas posting itu sendiri, melainkan tindakan yang berlebihan dalam upaya validasi publik.
Tinggalkan Komentar
Komentar