Periskop.id – OpenAI mengumumkan rencana peluncuran fitur kontrol orang tua ChatGPT dalam waktu satu bulan ke depan. Fitur ini dirancang untuk memberikan kendali lebih besar kepada orang tua terhadap bagaimana ChatGPT berinteraksi dengan anak remaja mereka.
Melalui kontrol orang tua, akun ChatGPT milik anak dapat ditautkan dengan akun pribadi orang tua. Dari sana, orang tua bisa mengatur respons ChatGPT, menonaktifkan fitur tertentu seperti memori maupun riwayat percakapan, hingga memantau bagaimana anak mereka menggunakan chatbot tersebut, demikian dilansir Antara.
“Masukan dari para ahli akan memandu fitur ini untuk mendukung kepercayaan antara orang tua dan remaja,” jelas OpenAI dalam keterangan resminya, Selasa (2/9).
Mekanisme dan Fungsi Kontrol Orang Tua ChatGPT
Fitur kontrol orang tua bekerja dengan memberikan akses penuh kepada orang tua untuk:
- Menautkan akun remaja ke akun pribadi orang tua sehingga ada pengawasan langsung.
- Menentukan batasan interaksi, misalnya membatasi jawaban dalam topik tertentu.
- Menonaktifkan memori dan riwayat percakapan, agar data interaksi anak tidak tersimpan.
- Menerima peringatan otomatis jika ChatGPT mendeteksi anak berada dalam “momen tekanan akut” yang berpotensi membahayakan diri.
Fungsi ini dihadirkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan keselamatan pengguna remaja di tengah meningkatnya kasus yang melibatkan interaksi anak dengan AI.
Cara Menggunakan Kontrol Orang Tua ChatGPT
Ketika fitur resmi diluncurkan, orang tua cukup:
- Masuk ke akun ChatGPT pribadi.
- Menghubungkan akun anak yang sudah terdaftar.
- Mengaktifkan kontrol orang tua di menu pengaturan.
- Menentukan opsi batasan, seperti menonaktifkan memori, menyaring percakapan, atau memilih level sensitivitas peringatan otomatis.
Dengan mekanisme ini, orang tua dapat merasa lebih aman karena tetap memiliki kendali terhadap bagaimana AI digunakan anak.
Latar Belakang Hadirnya Fitur Ini
Pengumuman kontrol orang tua muncul setelah OpenAI digugat oleh keluarga Raine di Amerika Serikat dalam kasus gugatan kematian keliru. Pasangan Matt dan Maria Raine menuduh ChatGPT membantu putra mereka, Adam, merencanakan bunuh diri setelah sebelumnya gagal dalam beberapa percobaan.
Dalam gugatan tersebut, keluarga Raine menyebut ChatGPT bahkan memberikan informasi detail mengenai metode bunuh diri dan cara menyembunyikan luka leher. Kasus ini menjadi peringatan serius tentang pentingnya sistem pengamanan ekstra bagi pengguna remaja.
Upaya Keselamatan Lebih Luas dari OpenAI
Selain fitur kontrol orang tua, OpenAI juga menjanjikan penerapan sistem router baru secara real time yang menyalurkan percakapan sensitif ke model penalaran. Model ini dilatih dengan metode deliberative alignment yang menurut perusahaan lebih konsisten menerapkan pedoman keselamatan dan tahan terhadap prompt adu argumentasi.
“Ke depan, dalam situasi ketika ChatGPT mendeteksi seseorang mungkin sedang dalam tekanan, chatbot akan mengarahkan percakapan tersebut melalui model penalaran, terlepas dari model yang dipilih pengguna,” jelas OpenAI.
Perusahaan juga berjanji akan bekerja sama dengan lebih banyak pakar di bidang gangguan makan, penyalahgunaan zat, dan kesehatan remaja untuk terus menyempurnakan ChatGPT.
Tinggalkan Komentar
Komentar